Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Keluhan Pekerja Masjid Sheikh Zayed, Sebut Alat Tak Sesuai Standard Keselamatan, PT Arsa Membantah

Karyawan outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed menyoroti jaminan keselamatan kerja. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Potret Masjid Raya Sheikh Zayed. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Karyawan outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed menyoroti jaminan keselamatan kerja. 

Termasuk, bagi para pekerja yang berhubungan dengan pekerjaan atap masjid.

Seorang karyawan yang bekerja di roof access mengatakan standard alat penunjang keselamatan yang selama ini dipakai masih kurang.

"Alat kita bukan untuk roof access. Full body lebih ke WAH (Working at Height). Buat access tower. Bukan untuk mainan tali," jelas dia.

"Alat ada 8, selama kita pakai 1 bulan, 3 yang sudah reject. Itu nggak kita pakai lagi karena resiko tinggi," imbuhnya.

Baca juga: Benarkah Karyawan Outsourcing Masjid Sheikh Zayed Tidak Dicover Asuransi ? Ini Jawaban PT Arsa

Baca juga: Masalah Gaji Karyawan Outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed, PT Arsa : Tertunda, Bukan Pemotongan

Pihak pengelola Masjid Raya Sheikh Zayed sempat mengusulkan agar alat diganti dengan yang sesuai standard.

Namun usulan ini belum terealisasi.

"Pihak masjid minta kayak safety peruntukannya roof access. Ternyata Astabil untuk WAH. Grade sudah beda banget," jelasnya.

Itu pun mendapat respons dari PT Arsa.

Facility Manager PT. Arsa, Dhadhang Setyohadi membantah alat penunjang keselamatan bagi para pekerjaan Masjid Raya Sheikh Zayed tidak sesuai standard.

Menurutnya, apa yang dikeluhkan karyawan hanya masalah kenyamanan saja. 

"Peralatan kita pastikan sesuai dengan standard safety," jelas dia, Rabu (3/5/2023).

"Ada klausul tambahan digunakan tidak nyaman," tambahnya.

Menurutnya, tower access dan roof access memiliki standard safety yang sama.

"Untuk di tower access pekerjaannya hampir sama," tuturnya.

Hanya saja, pihaknya tetap mengakomodasi perihal kenyamanan pekerja.

Saat ini pihaknya sedang mengupayakan alat sesuai yang diminta untuk memenuhi kenyamanan pekerja.

"Kami sudah koordinasi dengan purchasing, berkaitan dengan full body harness yang tipe roof access," jelasnya.

Sedangkan mengenai sepatu, ia mengakui aksesoris ini dibebankan pada pekerja.

Berbeda dengan seragam dan peralatan safety lain yang menjadi tanggungan perusahaan.

"Pemenuhan wajib seragam, APD mulai dari safety harness, hand gloves, semua dipenuhi," terangnya.

Sedangkan sepatu menjadi tanggung jawab pribadi tiap pekerja.

"Tapi untuk sepatu yang kami berikan ke mereka safety shoes," tutur dia.

"Ada pengeras untuk melindungi jari kaki, sisi bawah supaya tidak mudah keseleo, karena landing di suatu area," tambahnya.

Pembelian sepatu dilakukan dengan pemotongan gaji sebanyak dua kali.

"Karena aksesoris merupakan tanggung jawab pribadi. Pemotongan dua kali 60 ribu," terangnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved