Berita Sragen

Foto Pilu Ibu yang Tangisi Putusan Hakim: Remaja yang Tewaskan Anaknya di Ponpes Divonis 6 Tahun

Putusan vonis terhadap MH (17) sudah digedok Pengadilan Negeri Sragen. Putusan tersebut membuat ibu DWW menangis.

|
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Septiana Ayu
Kondisi ibu santri yang meninggal dunia di Ponpes Ta'mirul Islam, Masaran, Sragen setelah mengikuti sidang putusan di Pengadilan Negeri Sragen, Jumat (5/5/2023).  

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Jumasri, seorang ibu asal Ngawi, awalnya tenang menjawab pertanyaan wartawan di Pengadilan Negeri Sragen, Jumat (5/5/2023).

Tapi, ibu dari Daffa (14), santri yang meninggal dunia di Pondok Pesantren Ta'mirul Islam Sragen itu hanya bisa sejenak menahan kesedihannya.

Jumasri kemudian tak kuasa lagi menahan air matanya.

Ucapannya tersendat, bibirnya bergetar.

Jumasri tak kuasa menahan emosi kesedihan, setelah hakim memberi putusan.

MH (17), santri senior di Ponpes tersebut, yang didakwa menganiaya Daffa hingga meninggal, mendapat vonis 6 tahun penjara dari hakim.

Jumasri sedikit kecewa, karena menurutnya, hukuman yang dijatuhkan kepada MH tidak maksimal.

Meski, putusan hakim ini sebenarnya lebih berat dari tuntutan jaksa.

Baca juga: BREAKING NEWS : Pelaku Penganiaya Santri Hingga Tewas di Ponpes Sragen Divonis 6 Tahun Penjara

Baca juga: Kasus Santri Asal Ngawi Tewas Dianiaya di Ponpes Sragen, Keluarga Desak 2 Provokator Diproses Hukum

"Kami terimakasih kepada majelis hakim yang sudah menjatuhkan hukuman kepada pelaku diatas tuntutan jaksa penuntut umum, walaupun belum maksimal," ujarnya kepada TribunSolo.com, Jumat (5/5/2023).

Ketika menyebut nama anaknya, Daffa, Jumasri pun tak bisa menahan tangis.

Hingga ia tidak mampu berkata-kata lagi.

"Kita lihat keadilan untuk anak saya," ujar Jumasri sambil menangis, mengusapkan wajahnya ke pundak sang suami.

Sang ayah pun juga tidak mampu berkata-kata sambil menahan tangis.

Tindak penganiayaan dari MH yang berujung tewasnya Daffa itu terjadi pada 19 November 2022.

Daffa, dianiaya oleh santri senior, karena masalah pelanggaran disiplin.

Ironis, Daffa, seorang bocah yang belajar di pondok pesantren itu agar menjadi seorang yang lebih agamis, malah kehilangan nyawanya dengan cara memilukan.

(*) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved