Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar

Dampak Ekonomi Masjid Agung Madaniyah Karanganyar: Alun-alun Ramai, Pengusaha Becak Hias Untung  

Keberadaan Masjid Agung Madaniyah Karanganyar membawa berkah bagi pedagang sekitar. Seperti pengusaha becak hias yang kini untung karena ramai orang.

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Penampakan Becak Hias yang dipakai untuk masyarakat berkreasi di Alun-alun Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Rabu (17/5/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Alun-alun Karanganyar menjadi objek wisata andalan masyarakat Kabupaten Karanganyar.

Layaknya pasar malam, di kawasan Alun-alun Karanganyar ini selalu disuguhkan dengan kuliner, fashion, hingga wahana permainan ala pasar malam.

Kawasan Alun-alun Karanganyar kian ramai  diserbu pengunjung setelah Masjid Agung Madaniyah Karanganyar jadi difungsikan untuk umum.

Salah pemilik becak hias, Joko (35) warga Padangan, Jungke, Karanganyar, Karanganyar mengaku sudah menggeluti bisnis becak hias ini sejak 2014.

"Usaha saya becak hias di Alun-alun Karanganyar hingga saat ini sudah selama 9 tahun," ucap Joko kepada TribunSolo.com, Rabu (17/5/2023).

Baca juga: Salat Ied di Masjid Agung Karanganyar: Dipadati Ribuan Orang, Jemaah Meluber hingga ke Halaman

Joko mengaku sebelum Masjid Agung Madaniyah Karanganyar diperbaiki, kondisi Alun-alun Karanganyar tak seramai saat ini.

Bahkan, ia mengaku harus berpindah-pindah lokasi agar dapat dilihat masyarakat yang datang ke Alun-alun.

"Dulu disini tak seperti sekarang ramai, dulu sepi sekali gak seramai ini sampai keliling agar terlihat orang, sampai dulu saya nekat hujan-hujanan," kata Joko.

"Nah, semakin ramai lagi setelah dibangun  Masjid Agung Madaniyah Karanganyar," imbuh Joko.

Dia menuturkan, sebelum direnovasi, pendapatannya dan rekan-rekannya hanya sekira 2 hingga 3 kali per hari.

Namun, setelah Masjid Agung Madaniyah Karanganyar jadi dan difungsikan, mereka dapat 4 hingga 5 kali dalam sehari.

Bahkan, saat musim lebaran bisa mencapai lebih dari 5 kali.

Kemudian, terkait modal awal berbisnis becak hias, membutuhkan Rp 15 juta.

Namun, karena adannya perkembangan model becak hias, terkadang ia harus jual dan beli becak sesuai dengan keinginan pasar.

"Modal awal saya beli becak hias baru seharga Rp 15 juta, perawatan harian hanya lampu hias, kalau bulanan paling aki sama oli sepeda," kata Joko.

"Sebenarnnya, untung sejak adanya Masjid Agung Madaniyah Karanganyar, ini saya beli bekas sekira Rp 10 jutaan, dan dalam waktu 4 bulan bisa balik modal," ungkap Joko.

Ia mengatakan, dirinya bergabung dengan kelompok becak hias Alun-alun Karanganyar dengan jumlah becak hias 18 barang dan pemilik 15 orang.

Dia mengatakan, tarif menyewa becak hias tersebut yaitu Rp 20 ribu per satu putaran Alun-alun Karanganyar, atau sekitar 15 menit.

"Untuk libur lebaran kemarin, kami memasang tarif Rp 30 ribu per satu putaran Alun-alun Karanganyar," pungkas Joko. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved