Klaten Bersinar
Selamat Datang diĀ KlatenĀ Bersinar

Berita Karanganyar

Sebelum Diberi Julukan Kampung Sewu Kembang, Warga Nglurah Tawangmangu Awalnya Menanam Singkong

Warga Nglurah Tawangmangu ternyata sempat menanam singkong dan jagung sebelum fokus pada tanaman hias. Menanam tanaman hias lebih menguntungkan.

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Penampakan Kampung Nglurah, Kelurahan/Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, jadi kampung berjuluk Sewu Kembang karena mayoritas bekerja sebagai petani dan pedagang tanaman hias, Minggu (28/5/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Sebelum mendapatkan julukan Kampung Sewu Kembang, warga Dusun Nglurah, Kelurahan/Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar masih menanam tanaman singkong dan jagung.

Namun, pada tahun 1990an, masyarakat Dusun Nglurah mulai beralih dari petani singkong dan jagung menjadi petani tanaman hias.

Ketua RW 10, Dusun Nglurah, Suroto Abdurosyid menuturkan penyebab berpindahnya masyarakat yang menanam singkong dan jagung, menjadi tanaman hias karena dirasa lebih menguntungkan.

"Pada awalnya, warga menanam jagung dan singkong, namunĀ  karena melihat penghasilan menanam tanaman hias sekarang lebih bagus, maka sekarang tidak ada yang menanam jagung di kebun, ditanam tanaman hias," ucap Suroto kepada TribunSolo.com, Minggu (28/5/2023).

Suroto mengatakan, saat masyarakat menanam singkong dan jagung, pada waktu panen hanya dihargai Rp 300 sampai Rp 1000 saja.

Baca juga: Kampung di Karanganyar ini Isinya Pedagang Tanaman Hias, Lokasinya Tak Jauh dari Pasar Tawangmangu

Sedangkan, saat menanam tanaman hias, hasilnya dihargai mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 25 juta per pohon.

"Tahun 2003 lalu, Saya pernah menanam dan merawat satu pohon Jemani, hasilnya pohon saya dihargai Rp 3 juta,"ungkap Suroto.

Dia mengatakan, ada lebih dari 1000 jenis tanaman hias yang ditanam oleh warga Dusun Nglurah.

Ia mengatakan, saat ini hampir 80 persen warganya merupakan pedagang dan petani tanaman hias.

"Meski saat ini lesu, warga tetap meneruskan menanam tanaman hias, padahal kita ngopeni diperlukan biaya," pungkas dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved