Berita Klaten
Harga Naik 2 Kali Lipat, Minim Rp 1 Juta per Meter, Tanah di Joton Klaten Tetap Diburu Warga
Harga tanah di Desa Joton, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten melonjak sejak adanya pembangunan proyek tol Solo-Jogja.
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Adi Surya Samodra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN- Harga tanah di Desa Joton, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten melonjak sejak adanya pembangunan proyek tol Solo-Jogja.
Lonjakan harganya pun tidak main-main hingga 2 kali lipat per meter persegi dari harga pasaran awal.
"Ada peningkatan, harga tanah sebelumnya Rp 600 sampai 700 ribu per meter persegi," ujar Kepala Desa Joton, Aris Gunawan kepada TribunSolo.com.
"Sekarang harga tanah minimal Rp1 juta per meter persegi," tambahnya.
Baca juga: Proyek Tol Solo-Jogja : UGR Desa Joton Klaten Tahap II Cair, Rp 52,5 M untuk 33 Bidang Tanah
Baca juga: Proyek Tol Solo-Jogja : Uang Ganti Rugi Tanah Kas Desa di Banyudono Boyolali Belum Cair
Meski harganya naik, minat untuk membeli tak surut sedikit pun.
Warga yang terkena dampak proyek tol Solo-Jogja masih membeli.
"Mahal sedikit gak apa-apa, bagi warga yang penting masih tidak keluar dari desa," ucapnya.
Blok Perumahan Baru
Sebelumnya, sejumlah warga terdampak proyek pembangunan tol Solo-Jogja kini sudah mulai membangun rumah baru tak jauh dari hunian sebelumnya, alias masih dalam 1 desa.
Seperti yang terjadi di Desa Joton, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.
Kepala Desa Joton, Aris Gunawan mengatakan blok perumahan baru tersebut mulai muncul di timur Dusun Mampiran dan selatan Dusun Bladu.
"Sebagian pindah timur Dukuh Mampiran 35 KK, selatan Dukuh Bladu ada 26-an KK," jelas dia kepada TribunSolo.com, Sabtu (3/6/2023).
"Ada yang keluar Desa Joton tidak banyak," tambahnya.
Baca juga: Proyek Tol Solo-Jogja : UGR Desa Joton Klaten Tahap II Cair, Rp 52,5 M untuk 33 Bidang Tanah
Baca juga: Proyek Tol Solo-Jogja : Uang Ganti Rugi Tanah Kas Desa di Banyudono Boyolali Belum Cair
Data yang ia pegang, sebanyak 2 KK keluar dari Desa.
Sementara mayoritas tetap berada di Desa Joton.
Warga yang keluar sendiri diketahui sudah memiliki hunian baru di tanah warisan yang berada di luar Desa Joton.
"Sebagian lagi pindah ke tengah perkampungan, seperti RT 11 itu ada 90 KK hanya bergeser," ungkapnya.
Adapun, diungkapkan Aris, ada 2 RT di wilayahnya yang terkena dampak proyek pembangunan tol Solo-Jogja.
"Yang terdampak ada 2 RT, RT 4 di Dusun Bladu dan RT 5 di Dusun Desan Wetan. 80 persen relokasi," ujar Aris kepada TribunSolo.com.
Sementara warga sendiri banyak yang belum pindah, dikarenakan ada yang belum selesai pencairan UGR nya maupun masih proses pembangunan hunian baru.
Desa Joton sendiri merupakan Desa terluas ke 2 yang terdampak proyek strategis nasional (PSN) tol Solo-Jogja.
Terdapat 321 bidang tanah kas desa yang mendapat UGR.
UGR tahap pertama sendiri sebanyak 206 bidang terbayarkan pada Januari 2023
Kemudian untuk tahap ke 2 pada Mei 2023 sebanyak 33 bidang. Sisanya akan diikutkan pada tahap berikutnya
(*)
Klaten Segera Punya SLB Negeri, Disdikbud Jateng Sudah Ajukan Permohonan ke Pemerintah Pusat |
![]() |
---|
AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo Resmi Jabat Kapolres Klaten, Gantikan AKBP Warsono |
![]() |
---|
Diterjang Hujan Angin, Tenda Acara dan Papan Baliho di Cawas Klaten Ambruk |
![]() |
---|
Kisah Bocah di Klaten Buang HP ke Sumur, Marah Gegara HP Mati, Damkar Turun Tangan |
![]() |
---|
Susah Payah Damkar Klaten 1 Jam Ambil HP yang Dilempar Anak ke Sumur, saat Diangkat Kondisinya Rusak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.