Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ibadah Haji 2023

Kisah Suparmi, Bakul Jamu Tradisional di Sragen Naik Haji, Nabung Sejak 13 Tahun Lalu 

Niat Suparmi, Warga Masaran Sragen untuk haji luar biasa, dia menabung selama 13 tahun hingga akhirnya bisa ke Tanah Suci.

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Suparmi (68) seorang penjual jamu asal Sragen yang berangkat haji tahun 2023 ini, saat ditemui TribunSolo.com di rumahnya, Jumat (9/6/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN – Suparmi (68) warga Dusun Masaran, Desa Jati, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen tidak pernah menyangka bisa berangkat haji.

Pasalnya, ia hanya seorang penjual jamu tradisional.

Ditemui TribunSolo.com di rumahnya, terlihat tangan keriput yang cekatan. 

Suparmi masih gesit mengupas dan memotong kunyit.

Setelah itu, kunyit tersebut ia cuci, kemudian ia blender dengan ditambah sedikit air matang.

Kunyit yang sudah halus, kemudian ia peras hingga menghasilkan jamu dengan warna khasnya kuning.

Air jamu itu lalu ia tuang ke botol jamu dan ditaruh ke keranjang bersama botol-botol yang lain.

Botol jamu yang sudah terisi penuh itu, kemudian ia masukkan ke beronjong berwarna hijau yang telah terpasang di sepeda.

Setelah semua siap, Suparmi mengayuh sepeda tua itu sendiri menuju Pasar Masaran yang berjarak 500 meter dari rumahnya.

Baca juga: Peringati Hari Jamu Nasional, Bupati Etik Suryani Ajak Masyarakat Minum Jamu Produk Sukoharjo

Suparmi mengatakan ia sudah berjualan jamu sejak tahun 1975 atau sejak putri pertamanya baru lahir.

“Kalau jualan di pasar sekarang, jualan sudah sejak 40 tahun lebih,” katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (9/6/2023).

Pada awalnya, Suparmi berjalan kaki jualan jamu gendong keliling dari kampung ke kampung.

“Awalnya itu pernah tidak laku sama sekali, sudah berkeliling tapi nggak laku, sampai nangis,” katanya.

“Terus ibu saya bilang, saya diminta sabar, memang awalnya mencari pelanggan itu susah,” imbuhnya.

Meski berat, Suparmi tetap melanjutkan usahanya jualan jamu keliling.

Baru sekitar tahun 2005, Suparmi mempunyai sepeda onthel pemberian kakaknya.

Uang untuk berangkat haji merupakan hasil ia menabung dari jualan jamu.

Ia berniat menabung untuk haji usai suaminya meninggal dunia pada 2010.

Jadi dia menabung sudah 13 tahun.

Saat itu, Suparmi hidup seorang diri, karena semua anak-anaknya sudah berkeluarga.

Sehingga, penghasilan dari jualan jamu, bisa ia sisihkan untuk menabung.

Ibu empat orang anak ini, sembari menitihkan air mata, bersyukur karena menjadi salah satu orang yang diizinkan oleh Allah SWT untuk berangkat ke tanah suci Mekkah.

“Senang sekali, MasyaAllah, atase saya (seorang penjual jamu) kok kepanggil, alhamdulillah bersyukur kepada Allah SWT,” ucapnya. 

Untuk berangkat haji, segala sesuatu telah disiapkan oleh Suparmi

Suparmi terdaftar ke dalam kelompok terbang (kloter) 62 yang rencana berangkat ke Embarkasi Solo pada Minggu (11/6/2023) pagi. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved