Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Prediksi Pengamat : Demokrat Gabung Gerindra dan Dukung Prabowo, Jika AHY Tak Jadi Cawapres Anies

Meskipun Demokrat pindah ke koalisi bersama Gerindra, Ari Junaedi mengatakan belum tentu juga AHY dipilih jadi cawapres Prabowo.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUN/SBY Center/Anung Anindito
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersalaman dengan Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (18/7/2018). 

TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Partai Demokrat kemungkinan bakal hengkang dari Koalisi Perubahan seandainya ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tak dipilih sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Andaikata Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan, kemana kemungkinan bakal berlabuh?

“AHY dan Demokrat bisa saja bergabung dengan Gerindra untuk mendukung Prabowo,” kata Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi, Jumat (9/6/2023) seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Haluan Demokrat Tak Goyah, Meski AHY Masuk Bursa Bacawapres Ganjar : Chemistry Sama Anies Makin Baik

Meskipun Demokrat pindah ke koalisi bersama Gerindra, Ari Junaedi mengatakan belum tentu juga AHY dipilih jadi cawapres Prabowo.

Hanya saja Demokrat memandang potensi kemenangan Prabowo jauh lebih tinggi ketimbang Anies.

Dia pun menyebut keuntungan politik yang ditawarkan kubu Gerindra lebih menjanjikan dibanding Koalisi Perubahan yang digagas Demokrat bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Baca juga: Nasib Bacaleg Gerindra Sragen Terseret Kasus Narkoba, Statusnya Gugur? Ini Kata KPU

“Kalaupun tidak jadi cawapres dari Prabowo, tentu bargain politik dari Gerindra akan jauh kebih baik dari Nasdem bagi yang sering menyepelekan Demokrat,” ujar Ari.

Ia sendiri menilai desakan Demokrat terhadap Koalisi Perubahan untuk mempercepat deklarasi cawapres Anies bermuatan politis.

Upaya itu diduga sebagai ancang-ancang Demokrat hengkang dari koalisi seandainya Anies tak menunjuk AHY sebagai calon RI-2.

Jika deklarasi cawapres dilakukan dalam waktu dekat dan bukan AHY yang dipilih, maka Demokrat masih punya cukup waktu mencari koalisi baru untuk berlabuh, yang dinilai lebih menguntungkan ketimbang Koalisi Perubahan.

Demokrat diyakini punya kalkulasi politik dan hitung-hitungan yang matang apakah tetap bertahan di poros Koalisi Perubahan, atau bermanuver di tengah terus merosotnya elektabilitas Anies.

“Ibarat di perdagangan saham, Demokrat harus mengambil langkah cepat, apakah akan melepas saham di tengah harga saham yang semakin merosot, ataukah tetap bertahan memiliki saham walau nantinya berpotensi mendatangkan kerugian,” kata Ari.

Ari melanjutkan, Demokrat memang terkesan masih belum maksimal dalam mendukung Anies. Ketimbang Anies, partai bintang mercy itu dinilai masih lebih banyak “menjual” AHY.

Ini terbukti dari banyaknya baliho-baliho yang mempromosikan AHY di berbagai daerah ketimbang memasarkan Anies.

“Demokrat terkesan ambigu, antara malu-malu menjual Anies, tapi terus menjajakkan AHY di setiap kesempatan,” tutur Dosen Universitas Indonesia itu.

(*)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved