Berita Wonogiri

Atasi Bau Limbah di Ngadirojo Wonogiri, PT AAA Buat IPAL Senilai Rp 15 M, Dikalim Tahan 25 Tahun

PT AAA sudah memasang IPAL untuk mengatasi bau limbah yang mereka hasilkan. Mereka tidak merogoh biaya yang sedikit yakni Rp15 M.

TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT Arena Agro Andalan di Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri, Kamis (22/6/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Perbaikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di PT Arena Agro Andalan yang berdiri di Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo disebut sudah rampung.

General Manager Industry Relation PT AAA Hendy Halim, mengatakan, pihaknya sudah selesai mengerjakan perbaikan IPAL itu.

Saat ini masih berjalan proses penyempurnaannya.

"Ini penyempurnaan terus berjalan. Sekarang sudah oke, seperti yang bisa dilihat dulu sampai bau, sekarang tidak bau lagi. Mungkin ada sesekali bau itu pas perawatan, gasnya dibakar timbul sedikit bau," jelasnya, kepada TribunSolo.com, Kamis (22/6/2023).

Hendy menyebut, saat ini proses perbaikan IPAL itu sudah 99 persen, artinya sudah hampir tuntas.

Menurutnya ada satu proses yang masih berjalan sehingga dia menyebut belum sempurna.

Hal itu dikarenakan di salah satu bak IPAL itu, harus ditumbuhkan bakteri aerob. Bakteri itu menurutnya memerlukan waktu untuk bisa tumbuh sempurna, sehingga ketika selesai, air limbah bisa bagus.

"Sekarang masih menunggu pengendapan, nanti baru kita lepas airnya. Dibuang ke sungai dengan aman. Bahkan secara kualitas lebih bagus dari air sungai itu sendiri karena air sungai tercampur limbah rumah tangga ataupun pupuk pestisida," kata Hendy.

Baca juga: Kesaksian Petugas Intake IPA Semanggi : Pencemaran Sungai Bengawan Solo, Mayoritas Limbah Alkohol

Hendy menjelaskan, dalam membuat IPAL baru itu, pihaknya menghabiskan anggaran yang tidak sedikit, yakni sekitar Rp 15 miliar.

Anggaran tersebut termasuk untuk mendatangkan alat maupun teknologi dari luar negeri, termasuk teknisi yang memasang teknologi maupun mesin dari luar negeri itu.

"Daya tahan IPAL sepanjang tidak ada trigger yang membikin rusak minimal 25 tahun, misalnya human eror dari operator," jelasnya.

Sebelumnya selama berbulan-bulan, warga yang tinggal di sekitaran pabrik itu mencium bau limbah yang menyengat, seperti misalnya Desa Purworejo, Desa Bulusulur hingga Desa Ngadirojo Kidul.

Salah satu warga yang tinggal di Desa Bulusulur, Joko Santoso, mengakui bau limbah dari PT AAA yang diketahui memproduksi tepung maizena dari saripati jagung itu sudah tidak tercium lagi.

"Ini sudah beberapa bulan hilang, biasanya itu bau ketika waktu subuh, sangat menyengat. Tapi sekarang sudah tidak," kata dia kepada TribunSolo.com, Kamis (22/6/2023).

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved