Berita Klaten

PKMI UNS Kembangkan Produk Beras Rojolele Delanggu Klaten : Berharap Bisa Tembus Pasar Internasional

Beras Rojolele memang sudah dikenal masyarakat lokal Indonesia. Beras itu pun memiliki value untuk bisa menembus pasar internasional.

Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Zharfan Muhana
Tim PKMI UNS mempraktekkan pengemasan modern ke peserta pelatihan pengembangan produk olahan Rojolele dan legalisasi usaha di Joglo Potrowongso, Delanggu, Klaten, Sabtu (24/6/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Beras Rojolele memang sudah dikenal masyarakat lokal Indonesia.

Beras itu pun memiliki value untuk bisa menembus pasar internasional.

Itu diyakini sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo. 

Terkhusus yang tergabung dalam tim Program Kemitraan Masyarakat Internasional (PKMI) UNS Solo. 

"Meski sudah dikenal luas, masih ada kendala dalam pengembangannya. Salah satunya adalah branding," ujar Ketua Tim PKMI UNS, Rysca Indreswari kepada TribunSolo.com di Joglo Potrowongso, Delanggu, Klaten, Sabtu (24/6/2023).

Rysca mengatakan banyaknya produk beras petani lokal khususnya di Delanggu tidak memiliki legalitas usaha.

Hal tersebut menyebabkan terhambatnya pemasaran secara luas.

Baca juga: Denny Caknan dan Abah Lala Sukses Buat Klaten Bergoyang di Konser Kebangsaan BASP

Baca juga: Konser Kebangsaan di Alun-alun Klaten Dijaga Ratusan Personel Gabungan, Warga Diminta Waspadai Copet

Selain itu belum ada diversifikasi produk turunan beras yang menjadi alternatif keunggulan rojolele untuk meningkatkan daya saing.

PKMI UNS mengadakan progam dengan menggandeng Sanggar Rojolele Delanggu, Klaten dan mitra Internasional College of Management National Pingtung University of Science and Technology (NPUST) Taiwan.

"Program ini memiliki tujuan untuk penguatan branding dan diversifikasi produk, supaya meningkatkan daya saing Rojolele menuju pasar Internasional," terangnya.

PKMI juga mengadakan pelatihan pengembangan produk Rojolele dan legalisasi usaha dengan peserta masyarakat pegiat UMKM serta petani mitra Sanggar Rojolele.

"Rojolele sendiri dibuat menjadi produk turunan berupa mixed grains dan beras dengan bumbu nasi kuning," ungkapnya.

Mixed grains ini menggunakan beras Rojolele yang dicampur dengan biji-bijian yang memiliki manfaat menambah serat dan protein dalam nasi, sedangkan beras berbumbu sendiri dibuat sebagai inovasi alternatif cara penyajian nasi kuning Rojolele yang praktis.

Selain mengolah produk turunan Rojolele, ada pula pengarahan terkait legalitas sendiri sebagai bentuk perlindungan kepada produsen sekaligus branding untuk mencapai pangsa pasar yang lebih luas. 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved