Berita Klaten
Ketua DPRD Hamenang Tutup Rangkaian Tradisi Cethik Geni, Dorong Penggunaan Lokasi Representatif
Hamenang Wajar Ismoyo berharap kedepannya tempat tradisi Cethik Geni digeser ke tempat yang lebih representatif sehingga akses masuk lebih mudah.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Reza Dwi Wijayanti
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Ketua DPRD Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo dorong masyarakat gunakan tempat yang representatif untuk menaikkan pamor tradisi jadi event nasional.
Hal tersebut disampaikan saat menutup rangkaian tradisi Cethik Geni di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten, dengan arak-arakan gunungan lumpia duleg dan patung Lembu Suroloyo, Minggu (2/7/2023).
"Agar ke depan bisa digeser di tempat yang lebih representatif sehingga akses masuk lebih mudah sehingga lebih banyak masyarakat dari luar yang bisa menikmati dan menyaksikan festival Cethik Geni ini," ungkapnya.
Baca juga: Ketua DPRD Klaten Hamenang Wajar Ismoyo Beri Catatan Penting Jelang Operasional Pasar Gedhe
Ia mengungkapkan jika hal tersebut merupakan masukan dari berbagai pihak yang turut berharap agar tradisi itu bisa menembus tingkat nasional.
"Harapan yang kedepan tentu Cethik Geni ini akan semakin dikenal warga masyarakat luas."
"Sehingga event-nya tidak hanya di kelas Kabupaten saja namun bisa merambah hingga tingkat provinsi bahkan nasional," terangnya.
Terlebih ia melihat lumpia duleg sendiri sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat.
Sehingga lebih mudah untuk mempopulerkan tradisi yang di dalamnya ada makanan khas Kabupaten Klaten.
"Tinggal ke depan ada kerja sama antara temen-temen dari festival Cethik Geni ini dengan festival yang memperkenalkan lumpia duleg bersama pemerintah Kabupaten Klaten."
"Karena ini pandemi telah usai, ketika ada pameran di tingkat provinsi atau nasional, produk lumpia duleg harus diikutsertakan," pungkasnya.
Dari pantauan TribunSolo.com di lokasi, kegiatan yang terpusat di Dukuh Lemburejo, Desa Gatak itu dilepas Ketua DPRD Kabupaten Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo.
Berada di barisan depan merupakan kumpulan dari 4 perguruan silat yakni IKSPI Kera Sakti, Pagar Nusa, PSHT, dan PSHW.
Kemudian diikuti warga dan pelaku usaha lumpia duleg.
Berada di barisan paling belakang berjajar gunungan lumpia duleg dan Lembu (sapi) Suroloyo.
Ada satu gunungan lumpia duleg yang berisi 4.000 lumpia duleg dari pengrajin desa tersebut.
Rencananya usai dikirab lumpia duleg tersebut bakal dibagikan warga di Gatak, Delanggu, Klaten dengan menggunakan wadah yang terbuat dari daun pisang.
Sementara patung Lembu Suroloyo juga dikirab tepat di belakang gunungan dengan panjang 4,5 meter dan tinggi 2,5 meter.
Kirab yang dimulai dari Dukuh Lemburejo, Desa Gatak mengelilingi kampung hingga ke jalan raya Jogja-Solo dan kembali lagi ke titik awal pemberangkatan.
Kegiatan yang berlangsung meriah tersebut disambut warga dengan antusias.
Beberapa warga yang berdiri disepanjang jalan nampak melihat dengan seksama barisan kirab dan beberapa lainnya mengabadikan momen tersebut dengan gawainya.
Sebagai informasi lumpia duleg merupakan jajanan khas produk asli warga Desa Gatak.
Sedangkan tradisi Cethik Geni merupakan gelaran rutin yang digagas warga desa setempat dan dilakukan rutin setiap tahunnya.
Selain itu, Lumpia duleg dan Cethik Geni sudah memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Ketua Panitia Cethik Geni ke&-5, Arif Wibowo, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan tersebut berlangsung selama 4 hari.
Dimulai hari Kamis, (29/6/2023) dengan pameran produk UMKM.
Kemudian hari Jum'at (30/6/2023) dilanjutkan bazar dan pertujukan seni dari pencak silat dari IKSPI Kera Sakti, Pagar Nusa, PSHT, dan PSHW.
Di hari ke tiga, Sabtu (1/7/2023) yakni Guyangan Lembu Suroloyo atau Memandikan Lembu Suroloyo yang dihadiri Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya.
Kemudian menjadi penutup rangkaian, Minggu (2/7/2023) yakni Kirab Gunungan Lumpia Duleg dan Lembu Suroloyo.
Kegiatan itu digelar sebagai upaya untuk melestarikan makanan khas Gatak, Delanggu, Klaten, yakni lumpia duleg yang dikemas dalam tradisi Cethik Geni.
Baca juga: Memasuki Musim Kemarau, Ketua DPRD Klaten Hamenang Imbau Warga Bijak Gunakan Air
"Jadi sebelum membuat lumpia duleg itu kita membuat api terlebih dahulu yang dikenal dengan cethik geni, itulah awal proses pembuatan lumpia duleg dengan menghidupkan api terlebih dahulu," jelasnya.
Arif mengatakan jika kegiatan itu menjadi yang kelima sejak dimulainya pada tahun 2017 yang kali ini mengangkat tema "Guyangan Lembu Suroloyo".
"Guyangan ini menandakan bahwa Lembu Suroloyo sudah beranjak dewasa sehingga sudah mulai dimandikan," terangnya. (*)
Klaten Segera Punya SLB Negeri, Disdikbud Jateng Sudah Ajukan Permohonan ke Pemerintah Pusat |
![]() |
---|
AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo Resmi Jabat Kapolres Klaten, Gantikan AKBP Warsono |
![]() |
---|
Diterjang Hujan Angin, Tenda Acara dan Papan Baliho di Cawas Klaten Ambruk |
![]() |
---|
Kisah Bocah di Klaten Buang HP ke Sumur, Marah Gegara HP Mati, Damkar Turun Tangan |
![]() |
---|
Susah Payah Damkar Klaten 1 Jam Ambil HP yang Dilempar Anak ke Sumur, saat Diangkat Kondisinya Rusak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.