Pemilu 2024
Kemunculan Baliho Jokowi-Prabowo, Sebut Hanya di Basis PDIP, Hasto : Untuk Memancing Elektoral
Kemunculan baliho bergambar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto tersebar di sejumlah titik di Indonesia dengan ragam tulisan.
Penulis: Tribun Network | Editor: Adi Surya Samodra
Baliho tersebut, salah satunya, bisa dijumpai di Kota Solo.
Di Kota Solo, baliho Prabowo-Jokowi dilengkapi dengan tulisan 'Untuk Indonesia Terus Maju'.
Selain di Solo, baliho itu di Kota Bandar Lampung.
Baliho di sana pun menampilkan tulisan yang berbeda.
Tulisan yang terpampang dalam baliho itu adalah '2024 Jatahnya Pak Prabowo' dan 'Prabowo Calon Presiden RI 2024-2029'.
Kehadiran sejumlah baliho itu mendapat respons dari Direktur Eksekutif Indostategic, Khoirul Umam.
Baca juga: Gerindra Solo Tegaskan Pemasangan Baliho Prabowo - Jokowi Bukan Perintah Partai: Itu Relawan
Baca juga: Gerindra Solo Dukung Relawan Soal Pemasangan Baliho Prabowo dan Jokowi: Sangat Setuju
Menurut Umam, kemunculan baliho Prabowo dan Jokowi menggambarkan kedekatan dua sosok tersebut.
Dimana hal itu merupakan strategi politik Prabowo untuk mengambil alih basis pemilih loyal Jokowi.
"Dengan memampang lebar statemen Jokowi bahwa '2024 adalah jatahnya Pak Prabowo'," kata Umam, Senin (3/7/2023) dikutip dari Tribunnews.
"Diakui atau tidak, strategi pendekatan Prabowo itu bisa secara efektif menggerus suara pendukung Ganjar dan PDIP," tambahnya.
Umam menilai langkah Prabowo dan Gerindra untuk mengkapitalisasi kedekatan dan dukungan Jokowi itu tidak lepas dari sikap diam dan ketidakjelasan posisi Jokowi sendiri.
Menurut dia, kondisi itu tengah dimanfaatkan dengan baik oleh Prabowo untuk mengakselerasi elektabilitasnya, dengan mengonsolidasikan basis pemilih loyal Prabowo dan cerug pemilih loyal Jokowi di Pemilu 2014 dan 2019, yang dulu berbenturan satu sama lain.
"Sikap diam Jokowi ini sendiri bisa dimaknai sebagai 'sikap pembiaran' terhadap langkah dan strategi politik Prabowo," ucap Umam.
"Hingga akhirnya merugikan kepentingan PDIP dalam pencapresan Ganjar," tambahnya.
Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina ini juga menilai jika memang PDIP tidak memiliki hambatan komunikasi dengan Jokowi, partai berlambang banteng moncong putih itu seharusnya bisa mengambil sikap tegas dengan 'menertibkan' Jokowi agar lebih jelas keberpihakannya pada Ganjar sebagai Capres PDIP.
"Jika PDIP juga membiarkan 'ketidakjelaskan' sikap Jokowi, perlahan atau pasti hal itu akan menghadirkan risiko dan konsekuensi besar bagi agenda kepentingan PDIP di Pilpres 2024 mendatang," jelas Umam.
(*)
Gibran Menyambut Bergabungnya PKS di Koalisi Pemerintah, Soal PDIP Tunggu Keputusan Prabowo |
![]() |
---|
Gagal Dilantik, Caleg dari PDIP Datangi Kantor KPU Lagi dan Minta Tunda Pelantikan DPRD Karanganyar |
![]() |
---|
Anggota DPRD Boyolali Periode 2024-2029 Dilantik, Susetya Kusuma Jadi Ketua Sementara |
![]() |
---|
Jalan Tarso dan Teguh di Pilkada Wonogiri Jateng Makin Terbuka, Golkar Beri Rekomendasi |
![]() |
---|
Blak-blakan Teguh Prakosa Bicara Soal Koalisi di Solo Jateng: Sebut Masih Cair, Bisa Berubah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.