Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Jamu Mengandung Bahan Kimia Obat

Warga Solo Diminta Waspadai Jamu Kimia, Bila Efek Sembuh Cepat Justru Berbahaya!

Dinkes Kota Solo mengimbau bagi masyarakat yang mengkonsumsi jamu, harus waspada dengan jenis obat tradisional yang berkhasiat cepat.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
Suasana sidak kios jamu oleh Dinas Kesehatan Kota Solo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Usai disidak oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo, jamu tradisional mengandung bahan kimia kini jadi sorotan.

Dinkes pun menghimbau agar masyarakat lebih berhati-hati memilih jamu tradisional untuk dikonsumsi.

Sub Koordinator Farmasi, Perbekalan Kesehatan dan Makanan Minuman Dinas Kesehatan Kota Surakarta Ana Prasanti mengatakan bahwa jamu berbahan kimia ternyata tidak bisa dirasakan secara organoleptis.

Sebagai informasi organoleptis merupakan cara pengujian melalui indra manusia baik lewat warna, bau, atau rasa.

Namun demikian Dinkes dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah menyediakan aplikasi untuk mencari informasi terkait produk jamu berbahan kimia.

"Melalui aplikasi e public warning dari BPOM," terang Ana saat dikonfirmasi, Kamis (13/7/2023).

Cara mengetahui jamu berbahan kimia sendiri diakui Ana harus melalui uji laboratorium.

"Kalau secara organoleptis (warna, bau, rasa) tidak bisa, harus dengan uji laboratorium," sambungnya.

Baca juga: Temukan Jamu Mengandung Bahan Kimia Obat di Solo, Dinas Langsung Minta Musnahkan

Baca juga: Waspada Jamu Berbahan Kimia Obat, Pedagang Sarankan Beli Bahan Kering: Lebih Aman dan Praktis 

Namun demikian Ana mengimbau bagi masyarakat yang mengkonsumsi jamu, harus waspada dengan jenis obat tradisional yang berkhasiat cepat.

"Dengan merasakan efek mungkin, jika setelah minum jamu efek yg dirasakan cepat, misal nyeri langsung hilang dalam hitungan jam, kemungkinan mengandung bahan kimia. Karena obat-obatan anti nyeri, dalam setengah jam bisa dirasakan efeknya," terangnya.

Obat atau jamu berbahan kimia diakui Ana akan berefek pada ginjal pengonsumsi bila dilakukan dalam jangka panjang.

"Biasanya masyarakat mengkonsumsi jamu atau obat tradisional jangka panjang, sementara obat hanya diminum sesuai indikasi. Jika jangka panjang dan dosis tidak terkontrol, akan berpengaruh pada fungsi hati dan ginjal saat proses metabolisme obat," kata Dia.

Meski telah mendapati adanya produk jamu berbahan kimia di pasaran, Ana menyebut bahwa sampai saat ini belum ada laporan atau aduan dari masyarakat karena imbas dari jamu tersebut.

"Sampai saat ini belum ada laporan, kami melakukan sidak dalam rangka pengawasan rutin dan menindaklanjuti rilis BPOM tentang obat yang mengandung bahan berbahaya bagi ginjal dan hati," pungkasnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved