Berita Solo

Kisah Orang Tua Siswa Jelang Hari Pertama Masuk Sekolah: Buru Toko, Kesulitan Cari Seragam Batik

Orang Tua Siswa disibukkan dengan mencari seragam sekolah jelang hari pertama masuk sekolah. Seragam yang sulit dicari adalah batik.

TribunSolo.com/Andreas Chris
Orang tua siswa mencari kebutuhan seragam sekolah anaknya di Toko Perlengkapan Sekolah di Keprabon, Solo, Minggu (16/7/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sejumlah toko perlengkapan sekolah diserbu pelanggan jelang hari pertama masuk sekolah.

Salah satunya toko seragam yang berada di daerah Keprabon, Solo baru-baru ini.

Dari pantauan TribunSolo.com, sejumlah orang tua bersama anak mereka mendatangi toko untuk mencari seragam sekolah.

Yulianto (43) salah satu orang tua yang ditemui mengaku dirinya dan istri sudah sejak pagi mencari perlengkapan sekolah anaknya yang baru masuk Sekolah Dasar (SD).

Meski telah mendapat sejumlah keperluan sekolah anak, Yulianto sampai saat ini kebingungan karena ada seragam yang belum didapat.

"Seragam, alat tulis, dan lainnya. Tapi yang agak sulit itu seragam batik ini," terang warga Mojosongo, Solo itu saat ditemui, Minggu (16/7/2023).

Ia menambahkan, bahwa anaknya yang merupakan siswa baru SDN Cemara 2 itu kini belum mendapatkan seragam batik.

"Bingung ini saya, seragam-seragam membuat pusing ini. Apalagi di Solo disuruh menggunakan batik beskap. Susah nyarinya," sambung Yulianto.

Yulianto bersama istri dan anaknya telah berkeliling ke sejumlah penjual seragam tetapi belum mendapatkan seragam batik yang diperlukan.

Baca juga: Viral Siswa SMK Curhat soal Pungli Berkedok Infak ke Ganjar, Kini Kepala Sekolah Dibebastugaskan

"Ini tadi saya muter di Klewer tidak ada barangnya. Sampai saat ini belum dapat seragam batiknya," jelas ayah tiga anak tersebut.

Yulianto menerangkan, dirinya sempat berpikiran untuk memesankan seragam sendiri untuk anaknya di tukang jahit, namun karena sulitnya mencari bahan membuat ia mengurungkan niat tersebut.

"Kalau njahit sendiri susah bahannya, kalau seperti beskap atau kebaya kan kainnya beda, ribet dan harganya mahal," tambahnya.

Yulianto menegaskan, bila memang belum mendapat seragam batik, ia akan berkata jujur kepada pihak sekolah karena susahnya mencari barang tersebut.

Tapi ia tetap akan berusahan mencari keperluan sekolah sang putri.

"Dari tadi pagi muter belum dapat padahal dipakai besok selasa. Tapi ya gimana lagi ya ngomong apa adanya, wong belum dapat og, yang penting kita sudah berusaha. Ini sementara yang dicari seragam dulu," katanya.

Hal itu diakui Yulianto karena sang anak sangat senang akan segera bersekolah di SDN.

Ia juga sempat menceritakan betapa senangnya sang anak saat akan memulai pendidikan di jenjang SD.

"Senengnya minta ampun, saya bercandain masuk TK, anaknya marah-marah," pungkas Yulianto sambil tertawa.

Sementara itu, Yulianto dan sang istri mengaku setidaknya harus menyiapkan uang sekitar Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta untuk membeli seragam sekolah anak.

Satu pasang seragam diakui Yulianto ia beli dengan harga kisaran Rp 130 ribu. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved