Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Di Hadapan Siswa Sekolah di Solo, Gus Miftah Sebut Gibran Sebagai Cawapres

Gus Miftah membuat pantun di depan siswa-siswi di Solo. Dalam pantunnya dia menyebut Gibran sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres).

TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto Nugroho
Gus Miftah dan Gibran Rakabuming Raka mengisi talkshow Kebangsaan di Balai Kota Solo, Kamis (3/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah menyebut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres dalam acara talkshow Kebangsaan di Pendopo Balai Kota Solo, Kamis (3/8/2023).

Momen Gibran disebut sebagai cawapres oleh Gus Miftah itu disampaikan melalui pantun di hadapan hampir seribuan siswa-siswi sekolah yang hadir.

"Adek siswa siswi di lingkungan Surakarta yang saya banggakan. Beli semangka bakule perawan, perawane ayu bokonge lemu. Anak-anak Surakarta yang cantik dan tampan, ijinkan Gus Miftah mengucapkan i love you," sebut Gus Miftah.

"Beli gorengan dapatnya ramen, ye ada Mas Gibran calon wakil presiden. Gak bahaya ta?" tambahnya. 

Usai acara, Gibran mengatakan, ucapan Gus Miftah di hadapan murid-murid sekolah itu hanya sekedar candaan.

"Gak, gojek (bercanda). Gus Miftah kan suka bercanda," terang Gibran saat ditemui usai acara.

Baca juga: Gus Miftah Sebut Tak Sepakat dengan Istilah Dinasti Politik: Semua Seizin Allah SWT

Dalam talkshow kebangsaan ini, Gus Miftah mengatakan bahwa acara ini merupakan yang pertama digelar di Solo dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang kebangsaan kepada anak-anak sekolah.

"Memang ini dibuat tidak untuk umum. Jadi segmented untuk anak-anak. Salah satu target kami di kalangan pelajar dan mahasiswa. Dalam rangka memberikan pemahaman kebangsaan yang baik dan benar. Sebagaimana amanah pak presiden kepada saya," ujarnya.

Hal itu tidak lain karena menurut Gus Miftah beberapa waktu ini banyak paham yang memprovokasi anak bangsa untuk membenci pemimpinnya. 

"Bukan berarti saya jadi corong pemerintah, tapi kita mendudukkan perkara sesuai proporsinya. Berlaku mekanisme check and balance, pemahaman itu yang hari ini ingin saya sampaikan kepada anak-anak. Jangan sampai kebencian kita kepada pemimpin, pada orang lain sehingga justru kontraproduktif," tutupnya. (*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved