Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Penganiayaan Ketua BEM FMIPA UNS

Mengaku Punya Rekaman Ancaman, Ketua BEM FMIPA UNS Sebut Pelaku Dendam Sejak Juni Lalu 

Ketua BEM FMIPA, Muhammad Khoirul Umam (19) mengaku pelaku sudah memiliki dendam dengannya sejak Juni. Itu lantaran aksinya memprotes kampus.

TribunSolo.com/Andreas Chris
Dua mahasiswa UNS melaporkan kejadian pemukulan yang dialami oleh Ketua BEM FMIPA UNS oleh salah satu tendik, Kamis (24/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Mahasiswa UNS yang juga Ketua BEM FMIPA, Muhammad Khoirul Umam (19) mengaku memiliki rekaman suara saat mendapat perlakuan pemukulan dan ancaman pembunuhan dari sopir mobil fakultas tersebut, Rabu (23/8/2023) sore.

Tidak hanya itu saja, Umam menjelaskan bahwa kejadian tersebut disaksikan sejumlah orang diantaranya dekan dan wakil dekan FMIPA, dua mahasiswa, dan satpam fakultas.

Pemukulan pertama yang dialami Umam di dalam mobil diakui oleh mahasiswa asal Tangerang itu sempat dilerai oleh kedua pejabat Dekanat FMIPA.

Namun saat kejadian pemukulan disertai ancaman di sekitar kawasan fakultas, Umam mengaku tidak ada yang melerai.

"Saya memiliki rekaman suaranya dan kebetulan pada waktu itu ada dua teman saya yang melihat kejadian tersebut. Dan yang sangat saya sayangkan ketika kejadian tersebut di samping saya terdapat satpam. Tapi dia hanya diam saja melihat kejadian tersebut," ujar Umam saat ditemui di Mapolresta Solo, Kamis (24/8/2023).

Umam menambahkan, sebenarnya permasalahanya dengan sopir Dekanat berinisial Y itu telah terjadi sejak awal bulan Juni lalu.

Bermula saat dirinya melakukan aksi propaganda dengan menuliskan kalimat protes di salah satu mobil milik Dekanat.

Baca juga: Ketua BEM FMIPA UNS Solo Dipukuli Sopir Mobil Dekanat, Dilakukan di Dua Lokasi

Kalimat protes itu tuliskan di mobil yang berdebu.

"Kalau kita tarik kembali bagaimana permasalahan ini terjadi adalah waktu itu di awal Juni saya melakukan kegiatan propaganda terkait dengan isu-isu kampus. Saya menuliskan kata-kata 'Jamal Gagal' di sebuah mobil dinas FMIPA," sambungnya.

Akibat dari aksi itu, Umam menyebut bahwa Y mendapatkan sanksi dengan penundaan kenaikan pangkat.

Lebih lanjut setelah kejadian itu, Umam mengaku mendapat ancaman oleh pelaku.

"Saya menuliskan kata-kata tersebut kemudian dari pihak Pak Y ini mendapatkan sanksi berupa penundaan kenaikan jabatan dari situ muncul rasa dendamnya. Dari situ ketika awal bulan Juni sebetulnya dia sudah memberikan ancaman kepada saya untuk melaporkan ke polisi, untuk mengajak bertemu, mengajak duel dan lain sebagainya," ungkapnya.

Namun Umam menambahkan permasalahannya dengan pelaku telah selesai sejak awal Juni ketika dirinya dipanggil oleh Dekanat.

"Tapi dari permasalahan ini sudah selesai di awal Juni itu. Dan puncaknya kemarin ketika saya dipanggil kembali dan dia sebagai sopirnya di situ puncaknya dia melakukan kejadian tersebut terhadap saya," tutup Umam.

Sementara itu, rekan sesama mahasiswa dari Umam, Muhammad Khairil Ibadu Rahman menyebut bahwa sosok sopir Dekanat itu mendapatkan sanksi langsung dari pihak rektorat. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved