Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Buka Sejak Oktober 2022, Penumpang KRL di Stasiun Jebres Melonjak, dari 150 Jadi 1.000 Per Hari

Dari data KAI Commuter, khususnya untuk Stasiun Solo Jebres sejak dibuka rata-rata penumpang hanya kisaran 150-250 orang per hari.

Tribunsolo.com/Andreas Chris
Ilustrasi Commuterline Solo-Yogyakarta 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Peningkatan pengguna Commuterline (KRL) semakin meningkat usai dibukanya dua stasiun baru, Stasiun Solo Jebres dan Stasiun Palur sejak Oktober 2022 lalu.

Dari data KAI Commuter, khususnya untuk Stasiun Solo Jebres sejak dibuka rata-rata penumpang hanya kisaran 150-250 orang per hari.

Namun dengan penyesuaian seperti perubahan Grafik Perjalanan KA, terjadi perubahan peningkatan penumpang.

"Dalam Commuterline terutama di Kota Solo. Kami sangat mengapresiasi minat dan apresiasi di kota Solo, salah satunya dengan dibukanya stasiun Palur dan Solo Jebres pada Oktober 2022 lalu. Khususnya Jebres, saat dibuka awal-awal penggunanya kurang lebih hanya 150-250 orang per hari. Tapi saat ini jumlah penggunanya sudah mencapai 800-1.000 orang per hari," ujar Senior Manager Area VI Yogyakarta KA Commuterline Indonesia, Adli Hakim Nasution saat ditemui dalam acara Sosialisasi dan Edukasi Ala KAI Commuter di Stasiun Solo Balapan, Minggu (27/8/2023) malam.

Sementara itu, Dirut PT KA Commuter Indonesia Asdo Artiviyanto menyebut sejak pembukaan Commuterline di Indonesia sampai jelang peringatan ulang tahun ke-15 tahun, setidaknya susah ada lebih dari 3,5 juta pengguna KRL.

"Kemudian sampai saat ini, tahun 2023 ini Commuterline di Yogya-Solo ini total sudah mencapai 3.923.512 orang yang kita angkut," terang Asdo.

Asdo menambahkan bahwa rata-rata sejak awal pembukaan Commuterline Solo-Yogya, penumpang per hari rata-rata 5.000 penumpang, kini bisa mencapai 15.000 pengguna KRL per hari.

Ia menambahkan KA Commuter juga selalu melakukan inovasi demi inovasi untuk menunjang kebutuhan masyarakat terkait moda transportasi umum.

Baca juga: Viral 3 Bocah Lempar Batu hingga Pecahkan Kaca KRL di Depok, Ngaku ke Polisi Cuma Iseng

Baca juga: Viral Seorang Ibu Diturunkan dari KRL karena Anaknya Rewel di Dalam Kereta, Petugas Beri Penjelasan

Untuk wilayah operasi Pulau Jawa, KA Commuterline diakui Asdo telah bekerja sama dengan pemerintah provinsi setempat dalam bentuk integrasi moda transportasi.

Inovasi tersebut diwujudkan dalam bentuk Kartu Multi Trip (KMT) yang bisa digunakan bukan hanya untuk menggunakan KRL melainkan juga Trans Jateng untuk di wilayah Jawa Tengah.

"Kemudian inovasi lainnya, kita sudah bekerja sama dengan Pemprov di Jawa untuk penggunaan Kartu Multi Trip (KMT). Di Jakarta dengan Trans Jakarta untuk Jabodetabek, untuk Jawa Tengah dengan Trans Jateng dan kemudian kemarin tanggal 20 Agustus menandatangani kerja sama dengan Gubernur Jatim dengan Trans Jatim. Inovasi ini untuk mempermudah pelanggan untuk bertransaksi. KMT sekarang bisa digunakan untuk moda transportasi tersebut bahkan di Jakarta, MRT dan LRT juga bisa," sambungnya.

Dengan integrasi ini, Asdo berharap masyarakat semakin memilih moda transportasi umum kedepannya.

"Harapan ini, integrasi sangat penting karena yang dibutuhkan masyarakat adalah itu, sehingga masyarakat lebih menggunakan angkutan publik dari pada angkutan pribadi. Ini juga bisa menekan polusi seperti yang sedang Jakarta," pungkasnya.

KMT sendiri merupakan kartu akses untuk pembayaran tiket yang bersifat isi ulang atau bisa digunakan berulang kali.

Sebagai informasi, sebanyak 56,09 persen atau sebanyak 2,2 juta pengguna lebih yang telah menggunakan KMT sebagai transaksi pembayaran tiket KRL.

Sementara itu, total penjualanan KMT sepanjang 2023 ini sebanyak 243.239 lembar kartu.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved