Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Yunarto Wijaya Sebut Demokrat Lebih Condong Berkoalisi ke PDIP, Ada 2 Sinyal dari SBY

Demokrat resmi menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) setelah Anies Baswedan memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Capture Youtube Partai Demokrat
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat memberikan keterangannya. 

TRIBUNSOLO.COM - Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai ada kecenderungan Partai Demokrat akan merapat ke koalisi PDIP.

Demokrat resmi menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) setelah Anies Baswedan memilih Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, sebagai cawapresnya.

Sementara soal arah politik demokrat, terlihat jelas ketika Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membahas pertemuan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), beberapa waktu lalu.

Baca juga: Anies-Cak Imin Melenggang ke Pilpres, Pengamat Soroti Semua Orang Jokowi : Pemilu jadi Tak Sehat

SBY pun tak sungkan memuji etika poltik PDIP setelah Demokrat dikhianati oleh Anies yang lebih memilih Cak Imin.

Presiden keenam RI ini merasa sakit hati karena pemilihan Cak Imin sebagai cawapres dilakukan oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, tanpa ada persetujuan Demokrat dan PKS.

"Kalau mau diterka dalam beberapa bulan ke belakang, kita bisa menerka komunikasi politik lebih banyak dilakukan dan yang cukup mencengangkan adalah pertemuan Mbak Puan dan Mas AHY."

"Sesuatu yang dianggap tadinya oleh pengamat, kalangan dunia politik hampir tidak mungkin dilakukan karena sentimen sejarah tidak baik," ujarnya dalam Kompas Malam di YouTube Kompas TV yang dikutip, Senin (4/9/2023).

Baca juga: Cak Imin Hengkang, Yusril Beberkan 3 Nama Kandidat Bakal Cawapres Prabowo Subianto

Sinyal Demokrat merapat ke PDIP tak hanya soal pujian SBY terhadap pertemuan Puan-AHY.

Yunarto juga menganggap cuitan SBY mengenai mimpinya tentang pertemuan antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri; Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan presiden ke-8 terpilih dalam sebuah kereta api Gajayana menuju tempat tujuan masing-masing dapat diterka sebagai dukungan terhadap bacapres Ganjar Pranowo.

"Saya pikir itu sebuah sikap pribadi yang saya pikir akan tercermin juga di sikap Partai Demokrat, arahnya lebih kepada koalisi dengan kubu Mas Ganjar," katanya.

Dirinya pun menganggap Demokrat tidak bisa berlama-lama larut dalam kekecewaan setelah Anies dipasangkan dengan Cak Imin oleh NasDem.

Oleh akrena itu dia mewanti-wanti agar Demokrat segera bergabung di antara kubu koalisi Prabowo atau Ganjar dalam rangka tidak luput dalam pemberitaan terkait Pilpres 2024.

Baca juga: PAN Dapat Amanah dari Presiden RI Joko Widodo: Bangun Bangsa dan Negara

Tak hanya terkait Pilpres, jika memang Demokrat akhirnya memutuskan berkoalisi dengan PDIP, maka akan terwujud pula rekonsiliasi antara SBY dan Megawati yang dianggap telah lama terjadi sejak Pemilu 2004 lalu.

"Minimal mungkin akan diawali dengan pertemuan terlebih dahulu dan lanjutan antara Mbak Puan dan Mas AHY karena keduanya yang saat ini memang dikatakan memegang peranan penuh di partainya."

"Dan kalau itu terjadi, menurut saya, simbol kuat bahwa bukan tidak mungkin kedua partai ini akan berkoalisi plus Ibu Mega dan Pak SBY sebagai simbol kuat akan bertemu dalam konteks rekonsiliasi," jelasnya.

Sebelumnya, SBY membandingkan manuver Anies yang menyetujui rencana berduet dengan Cak Imin dengan ajakan Puan dan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.

Baca juga: Barisan Santri Solo Nyatakan Tak Dukung Cak Imin, Sebut Nahdliyin Pilih Dukung Yenny Wahid

"Menarik ajakan beberapa pihak terhadap Partai Demokrat untuk berjuang bersama. Saya kira rakyat mengetahui misalnya pihak Pak Ganjar, capres Ganjar Pranowo itu juga mengajak kalau Partai Demokrat bisa bergabung ke pihak beliau, ditandai pertemuan Mbak Puan dengan AHY beberapa saat yang lalu," katanya di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).

Dirinya pun ajakan dari Gerindra dapat terlihat dari kedatangan Prabowo untuk menemuinya di Pacitan beberapa waktu yang lalu.

Ia menilai ajakan kedua partai politik itu menunjukkan etika yang baik.

"Yang kedua, Pak Prabowo, beliau datang ke Pacitan menemui saya dan menyampaikan juga ajakannya. Saya harus jujur mengatakan bahwa cara seperti itu adalah cara yang baik, sah, tidak salah, dan dibenarkan dalam demokrasi, dalam dunia politik," tutur dia.

SBY menilai, ajakan Puan dan Prabowo adalah tulus dan serius.

Baca juga: AHY Kumpulkan Pengurus DPP Hari Ini, Tentukan Arah Partai Demokrat di Pilpres 2024

Dia pun lalu membandingkan dengan manuver Anies yang dianggapnya penuh misteri.

"Ajakannya juga saya dengarkan tulus dan serius, dilakukan secara terbuka, publik juga tahu, ini kan baik untuk transparansi politik dibandingkan manuver bawah tanah yang penuh dengan misteri, ini enak, terbuka, transparan, memang menyampaikan dengan baik.

"Kita sambut dengan baik, Mbak Puan, Ibu Puan, Pak Prabowo karena respons kita juga positif. Kita menghormati, kita menghargai, bahkan kami bersetuju untuk menjalin, menjaga komunikasi," jelasnya.

"Kalau tujuannya baik untuk kepentingan bangsa, Demokrat wajib meresponsnya dengan baik. Tentang nanti

nya ke mana kita berada, inilah yang nanti akan kita bicarakan baik-baik. Saya akan sampai di situ nanti," sambung SBY.

(Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved