Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

Ketua BEM FMIPA UNS Tolak Mediasi dengan Pelaku yang Memukulinya, Mengaku Trauma

Kasus pemukulan Ketua BEM FMIPA UNS sepertinya bakal panjang. Korban tidak mau untuk di mediasi. Apalagi korban mengaku trauma.

TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto Nugroho
Ketua BEM UNS Korban pemukulan oleh oknum Sopir Dekan FMIPA, M Khairul Umam (paling kanan) ditemani kuasa hukumnya mendatangi Mapolresta Solo, Kamis (7/9/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ketua BEM Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Muhammad Khairul Umam enggan dimediasi dengan terduga pelaku penganiayaan yang memukulinya.

Umam, sapaannya mengaku punya alasan kuat dirinya enggan untuk dimediasi dengan Sopir Dekan FMIPA tersebut.

Ketua BEM FMIPA itu mengatakan bahwa dirinya mengalami trauma usai menjadi korban penganiayaan. 

Dia mengaku, setelah kejadian tersebut dia merasa tidak nyaman ketika ada di kampus. 

Keresahan Umam juga dirasakan orang-orang disekitarnya. 

"Kenapa saya menolak mediasi karena tindakan-tindakan kekerasan ini menimbulkan banyak keresahan. Itu yang mendorong saya menolak adanya mediasi," ujar Umam, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Pasca Diperiksa soal Dugaan Korupsi, Ketua Forum Peduli UNS : Banyak Oknum Terlibat Bakal Terkuak

Lebih lanjut Umam menerangkan bahwa dirinya menilai aksi pemukulan dari Sopir Dekan FMIPA itu telah direncanakan.

Umam menyoroti tindakan Dekan FMIPA yang ia sebut tidak mengakui adanya pemukulan dari Sopir kepadanya saat berada di dalam mobil.

"Berdasarkan apa yang saya lakukan dari kegiatan aksi mahasiswa ini pernah dikatakan Pak Dekan bahwa terjadinya tindak kekerasan ini semata-mata karena permasalahan pribadi saya dengan pelaku. Di sini saya tegaskan bahwa saya tidak mengenal pelaku ini sebelumnya," sambungnya.

Dia mengaku tidak mengenal sopir tersebut. 

Namun, intimidasi muncul saat Umam melakukan aksi dan mengangkat isu-isu kemahasiswaan. 

"Kami menduga tindakan kekerasan itu merupakan represifitas dari pihak kampus terhadap aksi-aksi yang kami lakukan sebagai mahasiswa ," imbuh Umam.

Apa yang dilakukan oleh Dekan itu sangat disayangkan oleh Umam.

"Dan sangat disayangkan pak Dekan sendiri tidak mengakui adanya pemukulan yang pertama di dalam mobil. Padahal dengan jelas saya memiliki rekaman suaranya, ini yang saya sayangkan saja," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved