Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Cerita Cak Imin Putuskan Pisah dari Prabowo, Punya Firasat Jika Dia Tak Akan Dipilih jadi Cawapres

Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin diketahui sudah diusung sebagai cawapres Anies Baswedan oleh PKB dan Partai NasDem.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan bersama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra saat menghadiri acara perayaan ulang tahun ke 25 PAN di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (28/8/2023). 

TRIBUNSOLO.COM - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengungkapkan kisah di balik dirinya putuskan terima pinangan Anies Baswedan sebagai bakal cawapres di Pemilu 2024.

Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin diketahui sudah diusung sebagai cawapres Anies Baswedan oleh PKB dan Partai NasDem.

Cak Imin pun mengakui perjalanannya demi menjadi pendamping Anies Baswedan cukup panjang.

Baca juga: Yenny Wahid Sebut Warga NU Sudah Punya Sosok Capres 2024, Prabowo atau Ganjar?

“Jadi ceritanya tidak seteknis politis, ini soal perjalanan panjang, yang kebetulan ketemu momentum,” tuturnya dalam Program ROSI Kompas TV, Kamis (7/9/2023).

“Saya ditugasi PKB untuk mengawal seluruh gagasan, cita-cita, tujuan perjuangan PKB dengan satu cara masuk di dalam kepemimpinan nasional.”

Menurut Muhaimin, karena keputusan itu sudah ditentukan dalam Muktamar PKB, maka dia pun harus menyanggupinya.

“Itu diputusakan oleh muktamar, kewajiban saya membawa ideologi, nilai, cita-cita itu terwujud.”

Setelah itu, dirinya pun menemui Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang sama-sama membutuhkan 20 oersen suara untuk dapat mengusung pasangan capres-cawapres.

“Saya butuh 20 persen, ketemulah Pak Prabowo. Pak Prabowo butuh 20 persen, ketemulah saya. Sama-sama butuh.”

“Terjadi perjodohan, yakni deklarasi koalisi KIR. Satu tahun kita kampanye KIR, berbagai event dan seterusnya, lalu pada akhirnya kita curiga, kesimpulan bahwa akhirnya pacaran ini tidak bisa berlanjut,” bebernya.

Baca juga: Bupati Tanah Laut Klaim Tak ada Intimidasi Tolak Kehadiran Cak Imin

Muhaimin melanjutkan, puncak kecurigannya adalah saat dirinya dan pengurus PKB melaksanakan rapat koordinasi nasional (rakornas).

Menurut Muhaimin, hal itu terjadi saat acara peringatan hari ulang tahun Partai Amanat Nasional (PAN).

“Saya ke acara rakornas, saya buka, kemudian saya bilang kepada rakornas, syaratnya tidak boleh membahas pilpres, kasih saya waktu sebulan.”

“Puncaknya di situ, rakornas, rapat koordinasi nasional sebetulnya membahas pileg. Tiba-tiba ada kabar, kepastian, koalisi itu berubah, KKIR menjadi koalisi Indonesia Maju,” jelasnya.

Baca juga: Kode Yenny Wahid Dukung Prabowo? Putri Gus Dur Panggil Mas Bowo, Ngaku Hubungan Tak Sekadar Politik

Ketika itu Cak Imin mengaku terlambat hadir karena harus menghadiri rakornas terlebih dahulu. 

Dirinya pun sempat menyimpulkan sesuatu.

“Saya sempat tanya-tanya, memang sudah hampir pasti cawapresnya bukan saya.”

Meski demikian, dia enggan membocorkan siapa sosok cawapres Prabowo, dengan alasan itu adalah masa lalunya.

“Ya saya nggak boleh ngomong, itu urusan masa lalu, masa lalu saya.”

(*)

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved