Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen

Jeritan Petani Sragen : Waduk Brambang Asat, Berhektare Sawah di Kedawung Kering, Merugi Rp 10 Juta

Puluhan hektare sawah di sekitar Waduk Brambang, di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen menjadi tidak produktif selama musim kemarau tahun ini.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Septiana Ayu
Seorang petani berjalan di sawah yang mengering imbas kemarau panjang di sekitar Waduk Brambang, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Sabtu (9/9/2023).  

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Puluhan hektare sawah di sekitar Waduk Brambang, di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen menjadi tidak produktif selama musim kemarau tahun ini.

Dimana, jika melintas di Jalan Sragen-Batu Jamus akan menjumpai hamparan lahan sawah yang menguning.

Menguningnya sawah itu bukan karena memasuki waktu panen, melainkan karena tidak ditanami padi oleh petani.

Ya, para petani memilih untuk tidak menanam padi karena memang tidak ada sumber air, seiring dengan mengeringnya Waduk Brambang.

Salah satu petani, Suyadi mengatakan ia sengaja memilih tidak menanam padi, karena tidak ada air.

Baca juga: Curhat Suporter Sragen Soal Stadion Taruna : Sampai Mengelus Dada, Berharap Bisa Direnovasi

"Kalau kekeringan sudah lama sekali, sama sekali tidak produktif, tidak ada air, karena waduk juga kering, yang jelas itu sudah tidak ada hujan mulai pertengahan bulan puasa," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (9/9/2023).

Ia menyebutkan sawah yang tidak ditanami berada di kawasan selatan Desa Wonokerso hingga sebelah utara Desa Mojokerto.

Lanjutnya, jika masih ada hujan, misal seminggu sekali, Suyadi masih bisa menanam padi.

Namun, kondisi kemarau kering yang berlangsung lama ini membuatnya tidak bisa berbuat banyak.

Ia pun hanya menganggur sembari sesekali membersihkan sawahnya.

Baca juga: Bupati Sragen Ngaku Tak Punya Solusi Buat Turunkan Harga Beras yang Sentuh Rp14.000/Kg : No Comment

"Kalau saya tidak bekerja lainnya, karena tidak ada modal," singkatnya.

Hal yang sama juga dirasakan Suparman, saat ditemui TribunSolo.com saat mengambil sisa tanaman padi di Dusun Batukidul, Desa Mojokerto, Kecamatan Kedawung.

"Selama kemarau ini tidak mengerjakan sawah, karena tidak bisa tanam, setiap kemarau memang tidak tanam seperti ini," jelasnya.

"Luas sawah di sekitar sini puluhan hektare ada," tambahnya.

Suyadi mengaku ia merugi hingga Rp 10 juta karena sawahnya seluas 3.500 meter persegi tidak bisa ditanami selama satu kali tanam.

Sementara Suparman mengaku mengalami kerugian hingga Rp 6 juta.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved