Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali

Kisah Buruh Bangunan di Boyolali, Sukses Budidaya Lebah Madu Lanceng, Cuan Sekali Panen Rp10 Juta 

Berawal dari iseng budidaya Lebah Madu Lanceng, buruh bangunan di Boyolali ini bisa meraup cuan hingga Rp10 juta.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Tri Widodo
Waluyo pembudidaya lebah Lanceng di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel menunjukkan rumah lebah, Selasa (19/9/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI- Berawal dari iseng-iseng temukan lebah di hutan, Waluyo sukses budidaya lebah lanceng.

Tak main-main, dalam sekali panen Om Tambeng sapaannya itu bisa meraup cuan hingga lebih dari Rp 10 juta.

Kepada TribunSolo.com, warga Banyuanyar, Kecamatan Ampel itu bercerita saat beraktivitas di hutan melihat ada sarang lebah lanceng di batang bawah bambu usai ditebang.

Dia pun kemdian membawanya pulang untuk ditempatkan kotak kayu.

Lebah yang dia bawa pulang itu terus berkembang biak dengan baik.

Hingga akhirnya, madu lanceng itu bisa menjadi 11 koloni yang ditempatkan di stup (rumah lebah).

Tukang bangunan dan petani itu pun hanya meletakkan stup lebah lanceng itu dibelakang rumah.

"Saya kan buruh bangunan dan tani. Nah kalau pengen madunya (lanceng) ya dibuka diambil madunya gitu saja," katanya.

Dia yang awalnya belum mengetahui harga madu lanceng ini lebih tinggi dari madu biasa tak begitu mengurus lebahnya.

Hingga akhirnya, Om Tambleng melihat sebuah postingan di media sosial mengenai harga madu ini dan banyak orang yang butuh.

"Saat itu, harganya Rp 70 ribu untuk 140 mililiternya. Nah masuk ini untuk dikembangkan," ujarnya.

Melihat potensi yang begitu besar, dia pun kemudian memutuskan untuk lebih serius lagi dalam budidaya lebah lanceng ini.

"Terus ketok e masuk. terus dikembangkan-dikembangkan hingga sekarang sudah ada 350an kotak stup," katanya.

Dia mengaku lebah Lanceng yang berukuran lebih kecil memang tak bisa menghasilkan madu sebanyak lebah biasa.

Hanya saja, meski produksinya lebih sedikit, namun harganya jauh lebih mahal.

Dari 350 stup lebah Lanceng ini, setiap panen dia bisa mendapatkan 8-10 liter madu.

Baca juga: Kisah Sukses Pria Klaten Tekuni Budidaya Madu Lebah : Merintis Mudah, Sebulan Kantongi Jutaan Rupiah

Dalam setahun, dia bisa memanen madu ini sebanyak 3 kali.

"Sekarang per 140 mililiter itu Rp 110 ribu, Jadi setiap kali panen bisa mendapatkan uang sekitar Rp 10 juta," tambahnya.

Selain menjualnya langsung, budidaya madu lancengnya ini juga menjadi jujugan wisata yang berkunjung ke desa wisata banyuanyar.

Dengan begitu, dia bisa menjualnya langsung kepada konsumen yang berkunjung ini.

Om Tambleng tak ingin sukses seorang diri.

Dia juga mengajak para tetangganya untuk ikut sama-sama membudidayakan lebah Lanceng ini.

Ada 9 orang yang sudah bergabung untuk sama-sama membesarkan budidaya madu lanceng yang masuk dalam destinasti wisata desa Banyuanyar.

Sebab, budidaya lebah lanceng ini juga cukup mudah.

Tak perlu melakukan perawatan harian.

Hanya saja, dia perlu menanami sekitar rumahnya dengan tanaman.

Bunga dari setiap tanaman ini menjadi sumber makanan bagi lebah ini.

"Sekarang banyak tanaman kopi. saya juga nanam kopi. Bisa jadi simbiosis mutualisme. Saya tanam kopi, bunganya jadi sumber makanan lebah, kopinya bisa saya jual," pungkasnya. (*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved