Penanganan Kebakaran di TPA Putri Cempo Sudah 70 Persen, Status Tanggap Darurat Dicabut 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Upaya pemadam kebakaran dan petugas gabungan lainnya menjinakan api di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo membuahkan hasil. 

Kini penanganan kebakaran disebut sudah mencapai 70 persen. 

Kepala Pelaksana BPBD Kota Solo Nico Agus Putranto mengatakan, bakal mencabut status tanggap darurat akibat kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Sabtu (22/9/2023).

Menurutnya, hal ini dikarenakan volume kebakaran telah turun hingga 70 persen.

"Pertimbangannya volume yang kita tangani sudah turun 70-80 persen. Yang terpenting sudah tidak berdampak signifikan kepada masyarakat untuk kehidupan mereka," jelasnya saat ditemui Jumat (22/9/2023).

Status tanggap darurat ditetapkan mulai Minggu (17/9/2023) hingga Sabtu (23/9/2023).

Setelah itu berganti menjadi masa transisi darurat hingga 2 minggu ke depan.

Baca juga: Pemadaman Kebakaran TPA Putri Cempo Solo : Hari Ini, 320 Ribu Liter Air Bakal Siram Titik Api

"Status tanggap darurat yang selesai besok pagi disepakati diturunkan statusnya menjadi masa transisi darurat," terangnya.

Meski begitu, pengerahan tenaga untuk pemadaman tidak berhenti.

Pihaknya akan terus melakukan pembasahan sampai benar-benar dipastikan tidak ada potensi api yang timbul.

"Penanganan untuk kegiatan di Cempo tetap terus dilaksanakan sampai dengan nanti padam. Pada saat sekarang bisa dikatakan sudah cukup signifikan kalau perhitungan prosentase tinggal 20-30 persen. Tapi kita tidak tahu di dalam gundukan itu sehingga kita masih harus terus waspada," terangnya.

Ia bahkan melakukan pemadaman selama 24 jam agar api tidak kembali membesar.

Terakhir di malam hari titik api masih muncul.

"Walaupun tinggal 30 persen setelah malam hari tetap masih ada titik api yang muncul sehingga tindakan dinas damkar penyemprotan di titik api yang muncul semalaman selama 24 jam," tuturnya.

Selain itu, ada pula penggunaan helikopter Super Puma untuk memadamkan api melalui udara dengan metode water bombing.

Metode ini masih terus dilakukan.

"Setelah kita turunkan fasilitas water bombing masih bisa dilakukan. Sampai sesuai permintaan kita," terangnya. (*)