Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Grebeg Mulud Keraton Solo

Puncak Maulid Nabi Muhammad di Solo : Grebeg Mulud, Gunungan Kakung & Estri Direbutkan Warga

Upacara Grebeg Mulud sebagai penanda puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad 1444 H Keraton Kasunanan Solo,Kamis (28/09/2023).

Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Andreas Chris
Gunungan kakung yang dikirab saat Grebeg Mulud di Masjid Agung Keraton Solo, Kamis (28/9/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Upacara Grebeg Mulud sebagai penanda puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad 1444 H Keraton Kasunanan Solo, Kamis (28/09/2023). 

Setidaknya ada 2 pasangan gunungan terdiri dari dua gunungan Kakung dan dua gunungan Estri dikirab diarak dan diperebutkan masyarakat.

Peringatan kelahiran Nabi Muhammad diawali dengan rangkaian acara Sekatenan berupa pasar malam di Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Solo telah dimulai sejak 8 September hingga 14 Oktober 2023.

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo), Kanjeng Pangeran (KP) Dani Nur Adiningrat mengatakan, pasar malam yang digelar sebagai bagian untuk memeriahkan peringatan Maulud Nabi.

Sementara untuk upacara inti dimulai sejak seminggu lalu terdiri dari Jamasan, Miyos Gongso, Natap Gongso dan Tetabuhan Gamelan Sekaten. 

Baca juga: Serba Serbi Grebeg Mulud Keraton Solo : PKL Ketiban Rezeki, Pagi Mulai Jualan Siang Sudah Ludes

"Gamelan ditabuh setiap hari terakhir sampai puncaknya tadi pagi gamelan masuk kembali ke keraton dan keluarlah gunungan atau pareden," usar Dani saat ditemui di sela acara.

Dua pasang gunungan dari kawasan dalam Keraton Solo hingga halaman Masjid Agung Solo dengan iringan Gamelan Jawa yang ditenteng oleh para abdi dalem dan juga ada yang membawa peti berisi makanan.

Sesampainya di Masjid Agung, Ubo Rampe itu kemudian didoakan oleh para ahli agama Islam dari Keraton Kasunanan Solo sebelum dibagikan dan diperebutkan oleh Masyarakat.

"Pareden ini maknanya adalah tanda syukur atas Rahmat Hidayah Karunia Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan dalam bentuk makanan yang berlimpah," sambungnya.

Baca juga: Menunggu dari Jam 8 Pagi, Emak-emak Asal Sragen Kecewa Tak Bisa Ikut Berebut Gunungan Grebeg Mulud

Sementara itu, Pakar Budaya asal Solo, Surojo menjelaskan kehadiran masyarakat yang tumpah ruah di Masjid Agung merupakan hal yang luar biasa.

"Kehadiran masyarakat yang banyak ini adalah hal yang luar biasa karena ada cara tersendiri masyarakat menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW," terang Surojo.

Terlepas dari motivasi warga yang datang, Surojo memandang partisipasi masyarakat untuk melestarikan budaya masih tidak terkikis.

"Lepas dari motivasi masyarakat apa. Tapi yang sebenarnya adalah masyarakat ingin menunjukkan partisipasi dalam budaya yang ada di Indonesia ini," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved