Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pasutri di Klaten Tewas Berpelukan

Pasutri Meninggal Berpelukan di Klaten, Dikenal Sebagai Bos Rosok yang Menjaga Hubungan Pertemanan

Selama hidup Y dan IDN dikenal baik dengan sesama pengusaha rosok. Mereka tidak mau mengambil pekerjaan orang.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com / Tri Widodo
Rumah duka Pasutri di Dukuh/Desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Klaten, Kamis (12/10/2023) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Bos rosok di Tegalrejo, Kecamatan Ceper meninggal dunia bersama istrinya, Rabu (11/10/2023).

Pasangan suami-istri (Pasutri ) Y dan IDN itu ditemukan di atas tempat tidur kamarnya, setelah 48 menit terlihat di luar rumah.

Penyebab meninggalnya Pasutri itu masih misteri.

Ditemukan meninggal dunia bersamaan tanpa ada kejanggalan.

Tak adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh keduanya pun membuat keluarga tak mau jenazahnya diautopsi.

Kedua keluarga, baik dari pihak Y sang suami maupun IDN sang istri sepakat menerima kepergian keduanya sebagai musibah. 

Apalagi, keduanya juga sama-sama memiliki riwayat penyakit.

Y punya riwayat asma. Sementara IDN darah tinggi.

Keduanya meninggal dunia karena takdir, dan tak menuntut siapapun untuk bertanggung jawab.

Ja'far Rodhi mengaku jika usaha rosok yang ditekuni memang sangat berat.

Bisnis ini bak membawa bola api, yang sangat panas.

Kres dengan sesama pengusaha itu sudah biasa.

Baca juga: Sosok Y, Pasutri yang Ditemukan Tewas Berpelukan di Mata Kolega, Orang yang Royal 

"Usaha Ten mriki niku kados geni ug (Usaha di sini itu seperti api) melibatkan uang Miliaran," katanya.

Persaingan usaha ini sangat ketat nan keras.

Bahkan dengan keluarga sendiri yang sama-sama menggeluti bidang usaha yang sama, ketegangan juga tak bisa dihindarkan.

Sang istri, IDN pun kerap menasehati suaminya untuk berhati-hati.

"Nduk-nduk, Mbak IDN kan selalu ngomong kan nduk. Wes nyambut gawe  sing penting ora ganggu gawean e wong lio. Kae selalu ngunu to bahasane (dek-dek mbak IDN itu kan selalu ngomong bekerja yang penting tidak ganggu pekerjaan orang lain. Selalu seperti itu kan bahasanya," tuturnya sembari menegaskan ke Adik-adik IDN yang ada di rumah duka.

IDN tau, bisnis yang dikerjakan oleh sang suami itu sangat beresiko.

Sehingga, IDN tak mau membeli barang rongsokan jika menimbulkan benturan dengan sesama pebisnis rosok.

Sekalipun, kalkulasi keuntungan yang akan diterima sangat besar hingga miliaran rupiah.

"Tapi Mbak IDN ga mau. Ga mau gembyeng (kres) dengan teman. Wes mbok o arepo bathi Piro, mbok o bathi sak miliar ( Mau untung berapapun, walaupun hingga satu miliar ga mau bentura dengan temannya," pungkasnya.

Meski begitu, pihaknya tak ingin masyarakat berspekulasi yang tidak-tidak mengenai kematian ini.

Keluarga sudah ikhlas dan menganggap keduanya meninggal dunia karena sudah ditakdirkan.

"Ini menjadi cinta sejati. Yang penting masyarakat terutama yang komentar-komentar di medsos yang bisa memperberat keluarga. Keluarga sudah ikhlas," tambahnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved