Isu Gibran Cawapres
Gibran Jadi Cawapres, Pengamat UNS Prediksi Jumlah Pemilih Golput di Pemilu 2024 Akan Lebih Banyak
Langkah Gibran yang dinilai tidak etis disebut akan mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2024.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pengamat menilai jumlah pemilih yang memilih Golput pada Pemilu 2024 lebih banyak dibanding Pemilu sebelumnya.
Salah satunya dipengaruhi oleh kondisi politik saat ini yang sangat dinamis.
Yang paling mencolok adalah dijadikannya Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres Prabowo Subianto, meski Wali Kota Solo itu masih menjadi kader PDIP.
Pakar Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Agus Riewanto menilai langkah yang diambil Gibran, Prabowo hingga parpol anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidaklah etis dari segi politik.
Jika ketidaketisan itu dijadikan patokan publik dalam menilai calon pemimpin, tentu saja akan mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2024.
"Kalau pengalaman pemilu selama ini kan yang diukur tokoh seseorang, kalau etika itu dianggap sebagai ukuran, bisa saja tokoh dianggap tidak sesuai aspek menurut mereka," kata Agus kepada TribunSolo.com, Selasa (24/10/2023).
"Ya itu sangat mungkin bisa terpilih, sangat mungkin tidak terpilih, kemungkinan itu kan sangat mungkin," sambungnya.
Baca juga: Hari Ini Daftar ke KPU, Status Gibran Ternyata Tak Cuti, Pemkot Solo : Cuti Hanya untuk Kampanye
Baca juga: Pengenalan Prabowo-Gibran di Indonesia Arena : Pukul 08.00 WIB, Bakal Ada Kirab dari Taman Suropati
Karena itulah, Agus memprediksi jumlah pemilih yang memilih golput akan lebih banyak dibanding sebelumnya, karena sebagian sudah dilandasi rasa kecewa.
"Dugaan saya Golput ke depan lebih tinggi, kalau dia menggunakan hak pilih, didasari rasa kecewa kan jadi tidak nyaman," kata Agus.
"Pemilu 2024 lebih tinggi dari sebelumnya, itu prediksi, kalau ukuran saya tidak tahu, tapi lebih dari pemilu kemarin,"
Ia menambahkan pemilih Golput ini bisa karena sudah datang ke TPS, tapi tidak menyoblos, namun juga bisa tidak memberikan suaranya secara langsung.
"Kemungkinan tidak terpilih, karena pemilih datang ke TPS tapi tidak nyoblos, golput atau bisa juga memang dia tidak memilih secara langsung," ujarnya.
Agus mengingatkan soal partisipasi publik dalam pemilu ini, hal yang tidak boleh luput dari perhatian adalah para pemilih silence.
Karena mereka tidak mempunyai media untuk menyuarakan pendapatnya.
Padahal, menurut Agus pemilih silence ini jumlahnya juga tidak sedikit.
(*)
Gus Miftah Akan Ajak Gibran Menginap di Pondok, Serap Aspirasi Santri di Jawa Tengah & Jawa Timur |
![]() |
---|
Tak Terlihat Hari Ini, Gibran Ternyata Belum Ngantor di Solo, Masih Ada Kegiatan Pribadi di Jakarta |
![]() |
---|
Diundang Dialog Publik Muhammadiyah Bareng Prabowo di Surabaya, Gibran Sebut Tak Bisa Hadir |
![]() |
---|
Beda dengan Bambang Pacul, Gibran Tak Mau Umbar Strategi Raup Suara di Jateng : Itu Rahasia |
![]() |
---|
Ganjar Beri Nilai 5 Penegakan Hukum di Era Jokowi, Gibran : Yang Menilai Biar Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.