Pemilu 2024

Kubu Prabowo-Gibran Tanggapi Tudingan Ketum PDI-P Megawati Soal Adanya Manipulasi Hukum di MK

Kubu dari pasangan Prabowo-Gibran menanggapi tudingan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri soal dugaan manipulasi hukum di MK.

|
Penulis: Tribun Network | Editor: Mardon Widiyanto
Tangkapan layar Kompas TV
Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, buka suara tentang tudingan adanya manipulasi hukum di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Minggu (12/11/2023). 

TRIBUNSOLO.COM - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberikan tanggapan yang terjadi dalam perpolitikan saat ini.

Dalam pernyataannya, Megawati Soekarnoputri menuding ada manipulasi hukum di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca juga: Ketum PDIP Megawati Sebut Adanya Tanda Kecurangan Pemilu, Gerindra: Itu Tidak Tepat

Kubu dari pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menanggapi tudingan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri tentang dugaan manipulasi hukum di Mahkamah Konstitusi (MK).

Tudingan itu muncul setelah MK mengabulkan gugatan nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang syarat batas usia capres dan cawapres.

Dengan dikabulkannya gugatan itu, terbukalah jalan Gibran untuk menjadi cawapres pendamping Prabowo.

Anwar Usman, paman Gibran sekaligus adik ipar Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang saat itu masih menjadi Ketua MK mendapat sorotan sehubungan dengan putusan itu.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Nusron Wahid, membantah bahwa Anwar telah mempengaruhi para hakim lain untuk mengabulkan gugatan tersebut.

"Kemudian ada isu ini. Pertanyaannya adalah di dalam Pasal 46 UU MK, keputusan sidang-sidang itu diputuskan secara kolegial."

"Satu hakim memiliki hak yang sama dan telah dibuktikan oleh MKMK [bahwa] tidak ada satu saksi pun yang mengatakan bahwa Anwar Usman bisa mempengaruhi hakim-hakim lain," kata Nusron, (12/11/2023), dikutip dari tayangan di kanal YouTube Kompas TV.

Dia juga mempertanyakan di mana letak manipulasi hukum di MK.

“Terus kalau ada mengatakan manipulasi, manipulasinya di mana? Wong UU mengatakan bahwa masing-masing hakim mempunyai hak yang sama."

"Anwar Usman sendiri pun meskipun kepala, memiliki hak yang sama, dan kebetulan posisinya 5-4. Itu dibuktikan dalam Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK)," ujar dia.

Beberapa waktu lalu MKMK menggelar sidang kasus pelanggaran etik oleh para hakim konstitusi yang menangani perkara nomor 90/PUU-XXI/2023.

Momen calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Prabowo Subianto menyapa masyarakat saat akan mendaftarkan diri ke KPU maju Pilpres 2024.
Momen calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Prabowo Subianto menyapa masyarakat saat akan mendaftarkan diri ke KPU maju Pilpres 2024. (Dok Tim Media Prabowo)

Baca juga: Penetapan Capres-Cawapres Ditetapkan KPU RI Hari Ini, Mahfud MD: Saya Siap

Sejumlah hakim dinyatakan melanggar kode etik dan dijatuhi sanksi. Anwar mendapat sanksi terberat, yakni pencopotan dari jabatannya sebagai Ketua MK.

Nusron menganggap sanksi berat untuk Anwar itu wajar karena Anwar berposisi sebaga Ketua MK.

“Kemudian, menyikapi adanya MKMK lain, toh kemudian dari 6 orang yang diadukan dalam MKMK, semua dinyatakan salah dengan bobotnya masing-masing," ucap dia.

“Kalau Pak Usman mendapatkan bobot paling besar, ya wajar, wong beliau adalah kepalanya, ketuanya. Yang namanya ketua pasti kalau ada prestasi, prestasinya paling banyak. Kalau ada kesalahan, pasti kesalahannya paling banyak. Namanya juga ketua," kata dia menjelaskan.

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyinggung soal kabar bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo bersatu dengan Prabowo Subianto saat penutupan Rakernas IV PDIP di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, (Minggu (1/10/2023).
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyinggung soal kabar bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo bersatu dengan Prabowo Subianto saat penutupan Rakernas IV PDIP di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, (Minggu (1/10/2023). (Tangkap layar kanal YouTube PDI Perjuangan)

Baca juga: Gagalkan Aksi Perampokan, 2 Pegawai Toko Retail di Karanganyar Diberi Penghargaan & Naik Jabatan

Megawati lontarkan tudingan

Sebelumnya, Megawati mengatakan rekayasa atau manipulasi hukum telah terjadi lagi di tanah air.

"Apa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi akhir-akhir ini telah menyadarkan kita semua, berbagai manipulasi hukum kembali terjadi. Itu semua akibat praktik kekuasaan, yang telah mengabaikan kebenaran hakiki, politik atas dasar nurani," kata Megawati dalam video yang ditayangkan di kanal YouTube PDIP, Minggu, (12/11/2023).

Megawati kemudian memuji MKMK yang menjatuhkan sanksi kepada sejumlah hakim konstitusi yang dinyatakan melanggar kode etik.

Menurut dia, putusan MKMK telah memberikan cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi.

Baca juga: Megawati Singgung Adanya Kecurangan dalam Pemilu, Gibran Persilakan Lapor dan Buktikan

Putusan MKMK itu, kata Megawati, adalah bukti bahwa kekuatan moral, politik kebenaran, dan politik akal sehat, tetap berdiri kokoh meski menghadapi rekayasa hukum konstitusi.

Megawati menyayangkan adanya rekayasa itu. Dia mengaku sudah berulang kali berkata bahwa konstitusi harus diikuti dengan selurus-lurunya.

"Konstitusi tidak hanya ditaati sebagai hukum dasar tertulis. Namun, memiliki roh," katanya.

Putri Bung Karno itu menyebut konstitusi mewakili kehendak, tekad, dan cita-cita tentang tata pemerintahan negara seperti yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved