Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Pengamat Soroti Momen Sungkem Gibran dan Kaesang ke Megawati, Singgung Soal Etika Politisi

Tampak keduanya menyalami Megawati yang duduk di sebelah Ketua Umum Partai Hanura, Oemar Sapto Odang (OSO).

YouTube KompasTV
Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep saat hendak salim kepada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri 

TRIBUNSOLO.COM - Momen calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka dan adiknya sekaligus Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep menyempatkan untuk sungkem kepada Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri, saat pengundian nomor urut bagi tiga capres-cawapres yang digelar di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa (14/11/2023) kemarin, menjadi sorotan.

Tampak keduanya menyalami Megawati yang duduk di sebelah Ketua Umum Partai Hanura, Oemar Sapto Odang (OSO).

Baca juga: Dugaan Pelanggaran Video Diduga ASN Boyolali Diarahkan Tak Netral, Bawaslu : Perlu Adanya Pendalaman

Bahkan, Kaesang tampak bercengkrama singkat dengan Megawati.

Sementara Gibran, tampak mendampingi sang adik yang berada di belakangnya.

Terkait momen tersebut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai sungkemnya Gibran dan Kaesang ke Megawati adalah wujud etika politisi junior ke seniornya.

 

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep sungkem dan mencium tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di kantor KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023).
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep sungkem dan mencium tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di kantor KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023). (Kompas.com/ Firda Rahmawan)

 

Ujang juga menganggap peristiwa itu adalah wujud mengenang hubungan masa lalu antara Gibran yang dulu merupakan kader PDIP kepada Megawati.

"Ya itu bagus, positif lah buat Gibran dan Kaesang. Bagaimanapun Megawati kan bosnya Gibran, bosnya Jokowi ketika di PDIP. Jadi hubungan itu tidak bisa dilepas begitu saja."

"Hubungan dulu keakraban, kemesraan saat di PDIP ya dalam konteks tertentu, ya harus menyapa," katanya kepada Tribunnews.com, Rabu (15/11/2023).

Selain itu, Ujang juga melihat hal tersebut adalah wujud etika dan adab yang dilakukan Gibran dan Kaesang sebagai orang yang lebih muda dari Megawati.

"Ya kalau saya melihatnya sebagai adab, tata krama, penghormatan kepada Megawati yang mana sudah membesarkan Gibran. Dikatakan juga bersama-sama Jokowi menang dua kali di Pilpres," tuturnya.

"Justru kalau tidak menyapa nanti dikesankan sombong dan tidak mau menyapai yang muda (ke yang lebih tua). Itu adab umur orang-orang adat ketimuran lah," sambung Ujang.

Baca juga: Gugatan Warga Solo Rp 200 T Lebih ke Almas & Gibran, PN Solo : Akan Disidangkan Akhir November 2023

Berbeda dengan Ujang, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai sungkemnya Gibran dan Kaesang hingga membungkukkan badan ke Megawati adalah gimmick politik.

Di era sekarang, Pangi menilai sosok dapat dinilai lewat perbuatan nyatanya apakah yang dilakukannya baik atau buruk.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved