Pemilu 2024

Hasto Ajak Pasangan AMIN Komunikasi Atasi Tekanan Penguasa, NasDem Tolak Mentah-mentah

Dalam acara tersebut, diketahui seluruh Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud dari 38 provinsi turut hadir.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
(KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto ditemui di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (3/11/2023) malam. 

TRIBUNSOLO.COM - Kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD merasa mendapatkan tekanan dari pihak berkuasa, hal itu terkait dugaan pencopotan baliho pasangan capres cawapres yang diusung PDIP ini.

Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto, di sela-sela rapat konsolidasi Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud di Jakarta, Sabtu (18/11/2023), pun membenarkan hal itu.

Dalam acara tersebut, diketahui seluruh Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud dari 38 provinsi turut hadir.

Baca juga: Dulu Berseberangan, Ganjar Pranowo Kini Puji Rocky Gerung, Dibalas Pakai Pantun

"Tekanan ada, apalagi ini juga berkaitan, ya. Kalau kita lihat konstitusi saja bisa diintervensi, padahal lembaga yudikatif, apalagi yang lain," kata Hasto.

Sekjen PDIP ini lantas menyinggung dugaan intimidasi terhadap Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya yang memotret fakta elektabilitas Ganjar-Mahfud meninggi.

Menurut Hasto, pegiat media sosial Ulin Ni'am Yusron juga mengalami ancaman seripa.

Hasto juga mengaku mendapat tekanan bersama rekan separtainya, Adian Napitupulu.

"Jadi, berbagai sinyal-sinyal itu sudah ada, tetapi bagi kami ketika politik itu digerakkan pada keyakinan untuk masa depan bangsa dan negara, dan berakar kuat pada sejarah bagaimana kekuasaan itu untuk rakyat, bagaimana reformasi memang untuk menggelorakan semangat antikolusi, nepotisme, dan korupsi," ucap Hasto.

Baca juga: Ganjar Beri Rapor Jeblok untuk Penegakan Hukum Era Jokowi, Ini Janjinya Jika Terpilih jadi Presiden

Hasto sendiri menegaskan, tekanan tidak membuat pendukung Ganjar-Mahfud dan penyuara kebenaran takut, justru semakin kokoh.u.

"Buktinya rakyat memberikan dukungan. Ketika ada tekanan pencopotan baliho Pak Ganjar-Prof Mahfud, rakyat menyediakan rumahnya. Ini, kan, the essence of people movement. Ini yang kemudian nampak berbeda dengan yang lain," jelas Hasto.

Kini Hasto pun mengaku, pihaknya mulai menjajaki komunikasi dengan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).

"Dalam konteks ini kami juga membangun komunikasi dengan AMIN karena merasakan hal yang sama," katanya.

Hasto mengklaim, selain kubu Ganjar-Mahfud, pasangan AMIN juga merasakan tekanan yang sama.

Baca juga: Prabowo Subianto Terang-terangan Mengaku Kini Sayang Jokowi, Bantah sebagai Upaya Menjilat

"Oh, ya banyak (jenis tekanan), kan juga ada itu sama, kita menyepakati dengan AMIN juga, (ada) penggunaan suatu instrumen kekuasaan," ujar Hasto.

Menurut Hasto, Ganjar-Mahfud berkomitmen untuk meluruskan agar demokrasi tetap berada pada koridornya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, justru heran jika Hasto ingin menjalin komunikasi dengan kubunya dalam rangka melawan tekanan penguasa.

Pasalnya kata Ahmad Ali, Hasto yang mewakili kubu Ganjar-Mahfud sendiri merupakan bagian dari partai penguasa.

"Memang PDIP bukan penguasa, penguasa ini konteksnya siapa? Salah alamat," kata Ahmad Ali.

Menurut Ahmad Ali, jika konteks penguasa yang dimaksud Hasto adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi), maka pihaknya sampai saat ini (NasDem) tetap menjadi partai pendukung pemerintah hingga akhir masa jabatan.

"Jangan ajak-ajak kita bos! NasDem sampai hari ini masih mendukung Pak Jokowi sebagai presiden hingga akhir masa jabatan," tegasnya.

Menurut Ahmad Ali, Hasto layaknya termakan omongan sendiri lantaran dulu pernah menyebut Anies sebagai pemimpin yang ditolak alam saat terpilih jadi Gubernur DKI pada Pilkada 2018 silam.

(*)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved