Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Cara Caleg Tua di Sragen Gaet Suara Milenial : Aktif di Sosmed hingga Pasang Spanduk Nyeleneh

Caleg tua tidak mau kalah dengan yang muda, itu terbukti dengan berbagai kampanye kreatif di Sragen.

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Caleg tua di sragen menggunakan cara kekinian untuk merangkul milenial. Salah satunya dengan spanduk yang nyeleneh dari Caleg Golkar di Sragen ini. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Ada banyak cara yang dilakukan para Calon Anggota Legislatif (Caleg) di Kabupaten Sragen untuk menggaet suara pemilih milenial.

Terutama bagi para caleg yang sudah tidak muda lagi atau sudah berbeda generasi dengan pemilih milenial maupun generasi Z.

Tentunya saat kampanye, mereka harus melakukan pendekatan khusus untuk menarik perhatian para pemilih milenial.

Salah satunya yang baru-baru ini ramai di media sosial, dimana ada salah satu caleg yang memasang spanduk dengan kata-kata unik.

Spanduk tersebut terpasang di kawasan simpang empat Nguwer, di Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen.

Spanduk yang terpasang memiliki latar putih, terdapat tulisan "Siap Jungkir Balik Demi Rakyat" dengan foto yang juga terbalik dengan kepala menghadap ke bawah.

Setelah ditelusuri, sosok yang ada di spanduk tersebut adalah Marno (52) caleg dari Partai Golkar Sragen untuk Daerah Pemilihan (Dapil) 1.

Ditemui di rumahnya, Marno mengatakan baliho tersebut dipasang oleh tim suksesnya yang terdiri dari generasi milenial dan generasi Z.

"Itu yang membuat timses dari generasi milenial, itu ide mereka, yang buat Mas Amir," kata Marno kepada TribunSolo.com, Selasa (28/11/2023).

Baliho yang tidak biasa itu sengaja ia pasang, untuk mengambil hati pemilih muda.

Pasalnya, menurutnya belum banyak caleg yang berfokus kepada generasi muda.

"Saat ini anak muda tidak tersentuh sama sekali, rencana saya mau arahkan biar punya pekerjaan, menciptakan lapangan kerja sendiri," jelasnya.

Baca juga: Daftar Juru Kampanye TPN Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024 : Ada Limbad hingga Thoriq Halilintar

Terpisah, timses Marno, Amir Shahlan mengatakan pemasangan baliho unik tersebut ternyata cukup efektif.

Dimana, langsung banyak warga Sragen khususnya generasi milenial dan generasi Z yang tertarik dengan spanduk yang terpasang, lalu di foto kemudian disebarkan ke media sosial.

"Ternyata efektif, karena pada terhibur, ada yang foto terus di-tag di instagram Pak Marno, responnya banyak, baru sehari Pak Marno bikin instagram, followernya sudah 200 orang," jelasnya.

"Karena tidak ada nomor urut, tidak dikasih darimana, jadi malah pada penasaran, mencari siapa sosok Pak Marno ini," tambah dia.

Caleg lainnya, yakni Fathurrohman (53) dari PKB yang juga maju untuk Dapil 1, mengatakan juga punya pendekatan khusus untuk menggaet pemilih milenial.

Caranya dengan aktif di berbagai platform media sosial, seperti instagram, twitter, hingga tiktok.

Ia membuat video dari kegiatannya, kemudian dibagikan melalui akun media sosialnya.

Video yang ia buat, juga disebarkan melalui grup Whatsapp karang taruna.

"Kita juga mengikuti trennya saja, ketika trennya main medsos ya kita juga, kita punya tiktok, instagram dan twitter, disitu banyak video kegiatan yang diambil teman-teman kita buatkan cuplikan ringkasnya," katanya saat dihubungi TribunSolo.com, Selasa (28/11/2023).

"Lewat media itu kita sebarkan lewat grup karang taruna, saya kan punya banyak grup karang taruna, setiap pertemuan dengan karang taruna kita dengar aspirasinya, dari segi ekonomi dan sebagainya," tambahnya.

Meski sudah lama berkecimpung di dunia politik, Fathurrohman juga tidak memakai cara lama untuk berkampanye.

Yakni untuk meraup suara, Fathurrohman memilih untuk tidak memasang baliho bergambar dirinya.

"Saya tidak pasang baliho, tidak pasang apa-apa, karena masyarakat sudah sepakat, kasihan Pak Fathur, karena kalau dipasang fotonya di pinggir jalan, kena angin, kalau siang kepanasan, kata masyarakat seperti itu," jelasnya.

"Kampanye saya berbeda dengan teman-teman, karena kita sudah punya banyak wilayah binaan, jadi jarang membuat pertemuan tertutup, lebih banyak diundang ke pertemuan masyarakat," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved