Ganjar-Mahfud Disebut Miliki Beban Paling Sedikit Dibanding dengan Paslon Lain

TRIBUNSOLO.COM - Pasangan Calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden dengan nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD disebut memiliki beban paling sedikit dibanding dengan lawan politiknya yang lain di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hal itu diungkap oleh Direktur Komunikasi Online Tim Mahfud MD (MMD), Savic Ali baru-baru ini.

Savic meyakini Mahfud MD satu-satunya sosok calon wakil presiden (cawapres) yang dapat menjawab keresahan dan tuntutan keadilan dari masyarakat Indonesia.

Satu yang menjadi pertimbangan adalah pengalaman Mahfud yang lengkap, pernah bekerja di eksekutif, legislatif dan yudikatif menjadi modal kuat untuk memimpin negeri.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Capres-Cawapres Harus Siap Debat

Savic menambahkan, Mahfud juga memiliki keterikatan kuat dengan pesantren.

Sebagaimana diketahui Mahfud MD punya rekam jejak pernah menjadi anggota DPR, Menteri Pertahanan, serta Menteri Kehakiman dan HAM era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Kemudian menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) 2008-2013, Plt Menkominfo, hingga jabatannya saat ini sebagai Menko Polhukam.

Rekam jejak panjang dari Mahfud MD itu dinilai Savic cukup membuktikan bahwa ia layak maju di kontestasi Pilpres 2024 mendatang.

Baca juga: Ganjar-Mahfud Canangkan Program “Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana” untuk Bantu Berantas Kemiskinan

Lebih lanjut menurut Savic, selama menjadi pejabat sosok Mahfud juga minim terkena kasus.

"Pak Mahfud sudah jadi pejabat cukup lama, tapi praktis relatif tidak punya kasus," ujar Savic saat wawancara eksklusif dengan Content Manager Tribunnews.com, Rahmat Hidayat di Studio Tribunnews, Komplek Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta pada Rabu (29/11/2023).

Apa yang dilakukan oleh Mahfud MD tersebut diakui Savic bisa menjadi modal baginya ketika melenggang sebagai Wakil Presiden.

Bahkan Mahfud mengatakan bahwa tidak mudah mencari sosok seperti Mahfud MD.

"Nggak mudah mencari orang yang menjabat sekian lama tapi nggak punya kasus," pungkas Savic.

(*)