Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Anies Baswedan Sebut Jadi Pemimpin Indonesia Tidak Sekadar Santun, tapi Juga Harus Stabil Emosinya

Dalam agenda kampanye tersebut, Anies Baswedan menilai sosok pemimpin tidak hanya soal santun.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Anies Baswedan usai menghadiri acara bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat, (1/12/2023). 

TRIBUNSOLO.COM - Hari ini, calon presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menyapa mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Bina Bangsa, Serang, Provinsi Banten, Kamis (21/12/2023), dalam agenda kampanye,

Dalam agenda kampanye tersebut, Anies Baswedan menilai sosok pemimpin tidak hanya soal santun.

Namun paling penting kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu, pemimpin harus memiliki emosi yang stabil.

Baca juga: Cak Imin Sebut Jalan Tol Tak Bisa Dinikmati Tukang Becak, Maruf Amin: Pembangunan Harus Dilanjutkan

"Pemimpin itu bukan dibutuhkan kesantunannya, pemimpin itu dibutuhkan stabilitas (emosi)," jelas Anies di Universitas Bina Bangsa, Serang, Banten, Kamis, (21/12/2023).

Jika pemimpin memiliki emosi stabil, maka mencerminkan sikap santun dari sosok tersebut.

Kata Anies Baswedan, santun belum tentu menunjukkan emosi yang stabil.

Ia memberi contoh, ketika pergi ke toko maka pelayannya santun atau ketika naik pesawat pramugarinya, santun.

Baca juga: Jusuf Kalla Resmi Dukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Jubir Ungkap Alasan di Baliknya

"Karena stabilitasnya ada dalam dirinya, jiwanya, bukan di dalam, tampilan luar. Tampilan luarnya santun, sopan ini tampilan luar, tapi yang dibutuhkan bukan tampilan luarnya yang dibutuhkan adalah stabilitas emosi," jelas Anies.

Anies merasa bersyukur karena dia mampu mengendalikan emosinya ketika berada di suasana tidak nyaman.

Hal ini berkat dari pengalamannya berorganisasi sejak menempuh pendidikan.

"Sehingga setiap kali kita ketemu suasana yang tidak nyaman maka kita kita juga bisa mengendalikannya. Tapi kalau tidak terbiasa dalam suasana tidak nyaman maka maunya serba nyaman. Ketika tidak nyaman dia akan bereaksi," ucap Anies.

Sebelumnya, Anies Baswedan angkat bicara terkait pernyataan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto yang menyebut "ndasmu etik" saat rapat internal Partai Gerindra.

Anies mengungkapkan etika seseorang memang muncul pertama kali dari 'kepala'.

Sehingga, sambungnya, ketika 'kepala' tidak beretika, maka turut tidak diikuti oleh lainnya.

Baca juga: Tanggapi Soal Ucapan Ndasmu Etik Prabowo, Andi Mallarangeng: Mungkin Bergurau

 "Memang etik itu mulainya dari kepala. Kalau kepala tidak mengikuti etika apalagi yang dibawahnya," katanya usai menghadiri Tabligh Akbar dan Haul di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Sabtu (16/12/2023).

Anies pun seakan setuju dengan pernyataan Prabowo tersebut dan menegaskan kembali bahwa etika harus dimulai dari 'kepala' dan bakal diikuti oleh lainnya.

"Jadi memang benar mulainya dari kepala, jadi dengan begitu yang di bawahnya akan ikut," tuturnya.

Namun, Anies tidak menjelaskan apa maksud dari 'kepala' saat dikaitkan dengan pernyataan Prabowo tersebut.

(*)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved