Berita Sukoharjo
Perajin Pandai Besi di Pasar Gawok, Sehari Bisa 'Sulap' Besi Jadi 20 Cangkul, Pisau Hingga Clurit
Rohmadi menjelaskan, pembuatan peralatan itu masih menggunakan cara tradisional, yakni memakai panas dari arang untuk memanaskan besi atau logam
Penulis: Anang Maruf Bagus Yuniar | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Salah satu pandai besi di Pasar Gawok, Rohmadi mengaku dalam sehari bisa membuat 20 peralatan, seperti pisau, clurit, golok hingga cangkul.
Prosesnya itu dari awal pemotongan besi, pembakaran hingga pembuatan gagangnya.
"Untuk harga alat yang saya buat bermacam-macam, mulai dari Rp10.000 hingga Rp100.000," terangnya, kepada TribunSolo.com, Minggu (7/1/2024).
Selain itu, ia sering juga dapat pesanan, biasanya saat musim penghujan banyak petani yang pesan cangkul.
"Harganya beda-beda. Pesan bisa juga dan itu banyak, biasanya para petani," pungkasnya.
Rohmadi menjelaskan, pembuatan peralatan alat tajam itu masih menggunakan cara tradisional, yakni memakai panas dari arang untuk memanaskan besi atau logam.
"Setelah besi dan logam panas kemudian dipukul memakai palu, biasanya yang memukul dua orang secara bergantian," ujarnya.
Ia bercerita, dahulu sering ikut sang ayah bekerja di Pasar Gawok, untuk membuat peralatan-peralatan dari besi.
Baca juga: Kisah Nenek Giyem di Sukoharjo, Usia 77 Tahun, Masih Berjuang Berjualan Serabi di Pinggir Jalan
"Di rumah juga buat, jadi tidak hanya di pasar saja. Kan di pasar tidak setiap buka, bukanya itu tiap pasaran Pon, Legi, dan hari Minggu," kata dia.
"Minggu ramai juga tapi tidak seramai Pon. Pembeli juga sekarang tidak ramai, mungkin ada yang terbuat dengan alat modern," sambungnya.
Tersisa Sedikit
Menelusuri Pasar Gawok belum lengkap jika belum menengok akitivitas para perajin pandai besi.
Ya, di pasar tradisional ini masih terdapat perajin pandai besi yang bisa dijumpai meski tidak banyak.
Dahulu, banyak perajin pandai besi yang ada di Pasar Gawok. Mereka datang dari berbagai daerah.
Tapi kini, jumlah mereka bisa dihitung dengan jari.
Salah satu pandai besi, Rohmadi mengaku jumlah pandai besi di Pasar Gawok saat ini tidaklah banyak. Hanya ada sekitar 10 orang.
"Total ada 10 kios (pandai besi) di sini," kata Rohmadi, kepada TribunSolo.com, Minggu (7/1/2024).
Baca juga: Sukoharjo Sudah Terapkan Aturan Beli Gas Elpiji 3 Kg Pakai KTP, Warung Diminta Ikut Aturan
Aktivitas perajin pandai besi tidak jauh berbeda dari pembuatan alat senjata jawa yakni keris yang terkenal sejak pada zaman Kerajaan.
Namun, perajin pandai besi lebih fokus untuk mengolah besi menjadi sebuah peralatan, seperti cangkul, pisau, golok, kapak, atau clurit.
Rohmadi yang merupakan warga Delanggu, Klaten, mengaku profesi ini ditekuninya secara turun temurun.
Ya, dia menyerap ilmu ini dari sang ayah yang dahulunya juga seorang pandai besi.
Menurutnya tidak semua orang bisa membuat berbagai peralatan golok, kapak dan clurit.
Hanya mereka-mereka yang sudah terbiasa karena turun temurun.
"Sudah 27 tahun saya menekuni pandai besi ini," ucap Rohmadi.
(*)
Kemarau Masih Jadi Penyebab Terbanyak Kebakaran di Sukoharjo Sepanjang Tahun 2024 |
![]() |
---|
Lagi Asyik Nonton Konser Tipe-X di Alun-alun Sukoharjo Jateng, 52 HP Penonton Dilaporkan Hilang |
![]() |
---|
Peringati Hari Sumpah Pemuda : Ratusan Pemuda di Desa Pranan Sukoharjo Jateng Bersih-bersih Sungai |
![]() |
---|
Akun Fufufafa Masih Dibicarakan Meski Gibran jadi Wapres Prabowo, Ini Kata Ketua DPD Gerindra Jateng |
![]() |
---|
Cerita Menteri Budi Santoso Semasa Sekolah di SMAN 1 Sukoharjo, Pernah Dihukum Guru Bahasa Inggris |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.