Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Tribun Solo Wiki

Asal-usul Pasar Gawok Sukoharjo, Berdiri Sejak Abad ke-19 : Dikenal dengan Pasar Lanang

Pasar Gawok ternyata memiliki sejarah yang dalam. Keberadaannya sudah ada sejak Abad ke-19. Dulu dikenal dengan penjualan alat pertanian.

|
TribunSolo.com / Anang Ma'ruf
Suasana Pasar Gawok di Dusun I, Geneng, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Minggu (7/1/2024). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Sejarah berdirinya Pasar Gawok yang terletak di Dusun I, Geneng, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo tidak lepas dari masa agraris.

Di mana, saat itu pasar di Jawa menggunakan sistem pancawara atau penetapan hari di kalender Jawa.

Dalam klasifikasi kalender Jawa menghasilkan pola penetapan hari buka pasar dalam siklus 5 harian. 

Yakni Kliwon, Legi, Pahing, Pon, serta Wage yang dipercayai akan ramai di salah satu hari. 

Namun, berdirinya pasar gawok itu tidak banyak orang yang tahu. 

Sebab pada abad ke-19 atau tepatnya tahun 1900-an pasar Gawok sendiri sudah digunakan untuk tempat aktivitas masyarakat, dengan ditandai pabrik-pabrik gula milik Belanda di masa agraris. 

Sejak dahulu, Pasar Gawok juga tempat melayani masyarakat agraris, seperti peralatan petani. 

Pemerhati sejarah, KRMAP L Nuky Mahendranata Adiningrat atau akrab dipanggil Kanjeng Nuky mengaku tidak terlalu mengetahui berdirinya Pasar Gawok itu. 

Namun, menurut yang ia tahu bahwa pasar Gawok ini merupakan pasar rakyat sudah sejak abad ke-19.

"Saat itu pasar Gawok tempat untuk melayani para petani, karena tidak semua pasar ada yang berjualan alat-alat petani," ucap Nuky, Minggu (7/1/2023).

Baca juga: Keunikan Pasar Gawok Sukoharjo : Dikenal Pasar Lanang Hingga Buka Tiap Pasaran Jawa Pon dan Legi

Ia bercerita, sejak dahulu Pasar Gawok terkenal dengan Pasar Lanang (Pasar laki-laki). 

Bukan tanpa sebab, karena saat itu pasar Gawok di dominasi oleh laki-laki yang melakukan transaksi jual-beli seperti cangkul, arit, peralatan sepeda. 

"Jadi istilahnya jajanan wong lanang (Jajanan orang laki-laki)," Kata Nuky. 

Sedangkan untuk pasar lainnya itu hanya pasar sayuran, buah-buahan dan bahan-bahan pangan. 

Selain itu, keterkaitannya dengan kerajaan Keraton Kasunanan Surakarta, menurut Nuky pada masa dahulu setiap pasar di daerah keraton itu menggunakan sistem pasaran. 

"Tentunya jaman dahulu semua pasar itu, ada pasarannya. Seperti di Solo itu kan ada Pasar Kliwon, Pasar Legi, dan Pasar Pon," ujarnya. 

"Jadi jaman dahulu pasar itu tidak buka setiap hari, jadi buka nya di hari pasaran-pasaran tertentu, dan bergantian karena juga waktu itu pedagangnya tidak banyak jadi pindah-pindah sesuai dengan Kalender Jawa," Imbuh Nuky, Minggu (7/1/2024).

Disinggung mengenai sebutan pasar sambung ayam,  Nuky menjelaskan sambung ayam di Pasar Gawok itu memanglah sudah sejak dahulu. 

"Jaman dahulu sambung ayam itu hanya untuk hiburan bagi kaum laki-laki, dan untuk mata pencarian," ucap Nuky. 

Bahkan, saat ini pun di Pasar Gawok masih adanya sambung ayam untuk menjaga kelestarian Budaya Jawa. 

Nuky menambahkan, Pasar Gawok saat ini sangatlah berbeda dengan masa-masa lalu, sebab saat ini Pasar Gawok sudah tertata rapi dan masyarakat masih melestarikan budaya Kalender Jawa. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved