Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Tribun Solo Wiki

Biodata Purwono, Satu-satunya Kader Lawas PDIP Solo Jateng yang Maju Penjaringan Pilkada 2024

PDIP Solo ternyata banyak memiliki kader lawas yang masih produktif. Salah satunya Purwono. Dia pernah ikut gerakan Pro Megawati.

Istimewa
Purwono (bersalaman dengan FX Rudy), merupakan satu dari 20 nama yang kini mendaftar dalam penjaringan calon wali kota dan wakil wali kota (Cawali-Cawawali) Solo untuk Pilkada tahun 2024 kali ini. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Purwono, merupakan satu dari 20 nama yang kini mendaftar dalam penjaringan calon wali kota dan wakil wali kota (Cawali-Cawawali) Solo untuk Pilkada tahun 2024 kali ini.

Meski tak sepopuler Teguh Prakosa yang kini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Solo maupun Sekretaris DPC PDIP Solo.

Namun siapa sangka bahwa Purwono bukan sosok baru di kancah politik internal partai berlambang banteng di Kota Solo tersebut.

Bahkan bisa dikatakan Purwono telah mengawali karier dan menjadi kader sejak partai berlambang banteng tersebut masih bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Ditemui di sela upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Taman Jogo Kali, Pucangsawit, Solo, Sabtu (1/6/2024).

Purwono menerangkan bagaimana perjalanan politik yang ia tempuh selama ini.

"Saya berangkat dari dulu saat menjabat sebagai koordinator Banteng Kampus pada tahun 1987. Saya sudah masuk dalam atmosfer politik praktis saat saya masih mahasiswa," ujar Mas Pur sapaannya.

"Waktu itu DPC PDI punya inisiatif untuk merangkul aktivis muda masuk dalam politik dan itu berbuah bagus hingga berlanjut sampai berubah dari PDI menjadi PDIP," ungkap mantan anggota DPRD Solo periode 1999-2004 dan 2004-2009 tersebut.

Mas Pur pun juga masih sangat ingat bagaimana dirinya ikut berjuang mendukung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ketika PDI pecah di kurun tahun 1995-1996 hingga bergabung dalam kelompok Pro Megawati (Promeg) Solo kala itu.

"Saya saat itu posisinya di Solo tahun 1995. Begitu pecah karena DPP PDI tidak diakui pemerintah saat itu, saya ambil sikap dengan tetap mendukung Bu Mega meski ada rekayasa pemerintah kala itu. Pada saat itu Solo bergerak dengan Promeg-nya," urainya.

Meski terbilang tak muda lagi, namun Mas Pur memilih untuk kembali lagi mengabdi tak hanya untuk partai tetapi juga menjajal peruntungan dalam sektor eksekutif dengan mendaftarkan diri sebagai bakal calon Wali Kota (Bacawali) melalui PDIP Solo.

"Saya tulus maju dan tidak melihat masa lalu seperti apa meski rekam jejak perjuangan saya di PDIP ada. Yang penting kita kedepannya, toh saya bagian dari anggota partai dan kader partai. Jadi keikutsertaan saya maju mencalonkan wali kota itu karena saya ingin memberikan pikiran positif dan baik dalam tata wilayah kota Solo dengan kekuatan masyarakatnya yang madani untuk bersama membangun kota Solo," ujar Mas Pur.

Baca juga: Biodata Direktur RSUD Ir Soekarno Sukoharjo Jateng : Pandemi Covid-19 Jadi Kawah Candradimuka

Niat majunya Mas Pur ini juga didasari oleh slogan yang selalu ia pegang selama ini yaitu 'nguwongke wong' atau dalam bahasa Indonesia artinya memanusiakan manusia.

Tak hanya itu saja, Mas Pur berpendapat bahwa pembangunan kota Solo saat ini sudah sangat bagus dengan segala infrastrukturnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved