Tribun Solo Wiki
Asal-usul Pasaran Kliwon Bekonang Sukoharjo Jateng: Buka Mengikuti Penanggalan Jawa
Pasaran Kliwon Bekonang Sukoharjo menjadi salah satu pasar yang masih melestarikan budaya jawa. Mereka buka mengikuti penanggalan Jawa.
Penulis: Anang Maruf Bagus Yuniar | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Masyarakat Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tidak asing lagi dengan pasar rakyat yang digelar tiap lima harian sekali.
Pasar rakyat itu yakni Pasaran Kliwon atau sering disebut pasar tumpah yang digelar di sekitar pasar Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.
Jika ditempuh dari Kota Solo dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun empat hanya membutuhkan 15 menit untuk mencapai pasat tersebut.
Meski demikian, tak banyak orang yang tahu tentang asal muasal berdirinya pasaran Kliwon tersebut.
Pemerhati sejarah, KRMAP L Nuky Mahendranata Adiningrat atau akrab dipanggil Kanjeng Nuky bercerita, masa itu masyarakat jawa menggunakan sistem pancawara atau penetapan pada hari di kalender Jawa untuk melakukan jual beli.
Dalam klasifikasi kalender Jawa, menghasilkan pola penetapan hari buka pasar dalam siklus 5 harian.
Yakni Kliwon, Legi, Pahing, Pon, serta Wage yang dipercayai akan ramai di salah satu hari.
"Pasar yang semula hanya dipenuhi pedagang buah, sayur, daging, bumbu dapur, pakaian dan peralatan rumah tangga terlihat lebih istimewa di saat kalender Jawa jatuh pada hari Kliwon, terkenal dengan sebutan pasar tumpah" ujar Nuky saat berbincang dengan TribunSolo.com, Minggu (2/5/2024).
Selain pedagang sayuran, dari Gang-gang kecil di sisi kanan dan kiri bangunan pasar Bekonang juga dipenuhi pedagang yang menjual barang-barang lain dari pada hari biasa.
Pantauan TribunSolo.com, banyak terlihat emak-emak menjual jajanan khas desa seperti tiwul, klepon, gendar dan lain-lain.
Tidak hanya itu, banyak dijumpai penjual kerajinan dari bambu, topi caping, sangkar burung, peralatan tani seperti cangkul, sabit, pisau pemotong rumput menggelar dagangannya di sini.
Sedangkan untuk pasar lainnya itu hanya pasar sayuran, buah-buahan dan bahan-bahan pangan.
Lebih lanjut Nuky menjelaskan pada masa kerajaan Keraton Kasunanan Surakarta, setiap pasar di daerah keraton itu menggunakan sistem pasaran.
Baca juga: Asal-Usul Hiasan Emas Kubah Masjid 3 Miliar yang Dicuri: Hasil Patungan Penambang
"Tentunya jaman dahulu semua pasar itu, ada pasarannya. Seperti di Solo itu kan ada Pasar Kliwon, Pasar Legi, dan Pasar Pon," terangnya.
Asal-usul Nama Dusun Ngruweng di Klaten Jateng, Ada yang Bilang Teriakan Orang Karena Dibegal |
![]() |
---|
3 Fakta Menarik Ciu Bekonang Sukoharjo Jateng : Ada Sejak Penjajahan Belanda, Bukan Sekedar Miras |
![]() |
---|
Sejarah Ciu Bekonang Sukoharjo Jawa Tengah, Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan Belanda |
![]() |
---|
Biodata Purwono, Satu-satunya Kader Lawas PDIP Solo Jateng yang Maju Penjaringan Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Biodata Direktur RSUD Ir Soekarno Sukoharjo Jateng : Pandemi Covid-19 Jadi Kawah Candradimuka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.