Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Temuan Mayat Perempuan di Sukoharjo

Awal Mula Kecurigaan Keluarga Korban Pembunuhan Dosen UIN Solo: Adik Masuk IGD, Chat WA Centang Satu

Keluarga korban pembunuhan dosen UIN Solo bermula dari HP Wahyu Dian Silviani yang sulit dihubungi saat kondisi genting.

Penulis: Anang Maruf Bagus Yuniar | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Istimewa
Potret semasa hidup Wahyu Dian Silviani, dosen UIN Raden Mas Said Surakarta 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Keluarga korban pembunuhan dosen UIN Solo bermula dari HP Wahyu Dian Silviani yang sulit dihubungi saat kondisi genting.

Kondisi genting itu, yakni saat adik bungsu korban yang berada di Surabaya sedang sakit. 

Adik bungsu korban saat itu sedang melakukan persiapan kelulusan kuliah atau wisuda.

Namun, kondisinya sedang tidak fit.

Dia harus mendapat perawatan di rumah sakit. 

Baca juga: Harapan Keluarga Korban Pembunuhan Dosen UIN Solo : Dalang-dalang di Belakangnya Juga Terungkap

"Awal mula saya tahu kejadian itu, awalnya adik saya bungsu yang tinggal di Surabaya sakit, dan masuk IGD dan harus ada perwakilan keluarga kandung, dan saat itu yang posisinya dekat itu kakak saya yang berada di Solo," jawab adik korban, Almira Amini dalam persidangan di Pengadilan Negeri Sukoharjo, Rabu (24/1/2024).

Apalagi anggota keluarga lain korban saat itu tinggal di Mataram, Lombok. 

Pihak keluarga korban kemudian coba menghubungi Wahyu Dian Silviani.

Termasuk, adik bungsu korban.

"Tetapi waktu itu jam 2 siang WITA, adik telepon saya kalau kakak yang di Solo tidak bisa di hubungi," ucap Almira.

Baca juga: Reaksi Terdakwa Kasus Pembunuhan Dosen UIN Solo soal Kesaksian Adik Korban : Keberatan Yang Ketua

Sejumlah percobaan untuk menghubungi nomor korban pun dilakukan.

Namun tidak ada yang bisa tersambung. 

"Ditelepon nomor biasa sudah tidak aktif, di chat lewat WhatsApp juga centang satu," tutur Almira.

"Dan saya mencoba mencari informasi melalui teman kakak di kampus dan ternyata di Solo juga lagi heboh semua pada mencari kakak, karena tidak absen di kantor," tambahnya.

Almira juga sempat menghubungi teman korban bernama Felin. 

Dia meminta tolong untuk mencari keberadaan korban. 

Baca juga: 3 Kejanggalan Pembunuhan Dosen UIN Solo versi Keluarga Korban : Tidak Diizinkan Lihat Proses Visum

Felin pun juga coba menghubungi nomor korban berkali-kali namun tidak ada respons.

Itu dilakukan pada 24 Agustus 2023.

Sejumlah teman korban kemudian mengecek ke tempat kejadian di Graha Tempel, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.

Mereka mendapati bila korban sudah tidak bernyawa.

"Saya pertama kali mengetahui kakak saya meninggal dari pihak kampus," terang Almira.

"Tetapi saya tidak diberitahukan meninggal karena apa, dan saat itu saya membaca di berita bahwa Dosen UIN RMS Solo itu yang meninggal kakak saya," tambahnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved