Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

JK Sebut Pemilu 2024 Lebih Buruk dari Zaman Orde Baru, Dia Sampai Harus Turun Gunung Dukung AMIN

Jusuf Kalla menilai Pemilu 2024 adalah yang terburuk dari Pemilu sebelumnya, meskipun belum digelar.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Istimewa
Bacapres Anies Baswedan berkunjung ke kediaman mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) di Jalan Brawijaya Raya, Jakarta Selatan, Sabtu pagi (7/10/2023). 

TRIBUNSOLO.COM - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla kembali mengkritisi jalannya Pemilu 2024.

Jusuf Kalla menilai Pemilu 2024 adalah yang terburuk dari Pemilu sebelumnya, meskipun belum digelar.

Sebab kata JK, sapaan Jusuf Kalla, proses Pemilu 2024 saat ini jauh lebih buruk dari zaman orde baru. 

Baca juga: Hasto Sebut Prabowo-Gibran Wujud Ambisi Jokowi 3 Periode: Ingat Kekuatan Rakyat Tak Bisa Dibendung

Dia melihat tekanan hingga intimidasi begitu masif dilakukan di Pemilu 2024, berbeda dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya.

Pada era Orde Baru menurutnya memang ada pengarahan untuk memenangkan pihak tertentu.

Namun saat itu sistemnya yang dibuat agar bisa mengarahkan.

Seperti mengerucutkan partai menjadi tiga, agar masyarakat terbatas dalam memilih.

Baca juga: Blak-blakan, Tom Lembong Ungkap Alasan Merapat ke Timnas AMIN dan Berseberangan dengan Jokowi

"Itu dibuat sehingga orang mengalir menuju ke situ, mengarahkan. Tapi tidak diancam, nanti dipenjarakan, nanti dituntut tidak boleh ke sini," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Kamis (25/1/2024). 

"Bahwa ada artinya mengarahkan ada juga, tetapi tidak seperti sekarang masif dari atas ke bawah. Ini kelihatan demokratis calonnya ada tapi diintimidasi lah di apalah, dilaksanakan tidak adil. Berpihak luar biasa," sambung JK.

Selain itu, JK juga menilai masifnya tekanan hingga intimidasi yang muncul dalam proses Pemilu 2024.

Fenomena inilah yang membuatnya harus turun gunung. 

Padahal Jusuf Kalla sendiri tak berkontestasi di Pemilu 2024, namun keadaan dan perilaku elit politik, termasuk presiden yang tentu memihak membuat dirinya terlibat dengan mendukung pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. 

Baca juga: Bawaslu Masih Cari Data-Informasi Soal Guru Agama SD di Karanganyar Nyaleg dan Masuk Timses Golkar

"Ini bukan kepentingan Anies, kepentingan Muhaimin. Tapi ini jangan kita menghasilkan kepemimpinan dengan cara begini. kerena akan jelek bangsa ke depan," ujar JK. 

"Orang tidak akan menghargai kita, ada ketakutan nanti di kemudian hari. Bahayanya bisa ditiru dalam Pilkada nanti. Nanti juga memaksa-maksa pakai aparat," Imbuhnya.

 JK sendiri mengaku dirinya mempermasalahkan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Raka Buming Raka maju sebagai Cawapres.

Halaman
12
Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved