Pemilu 2024
Hasto Sebut Prabowo-Gibran Wujud Ambisi Jokowi 3 Periode: Ingat Kekuatan Rakyat Tak Bisa Dibendung
Majunya Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 adalah wujud keinginan Jokowi menambah masa jabatannya menjadi tiga periode.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menyebut jika presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang Pilpres 2024 maka sama saja cerminan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiga periode.
Sebab majunya Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 adalah wujud keinginan Jokowi menambah masa jabatannya menjadi tiga periode.
Hasto menyampaikan pernyataan itu merespons ucapan presiden boleh berkampanye dan memihak pada pemilu asalkan tidak memakai fasilitas negara.
Baca juga: Blak-blakan, Tom Lembong Ungkap Alasan Merapat ke Timnas AMIN dan Berseberangan dengan Jokowi
"Apa yang disampaikan Pak Jokowi akhirnya membuktikan bahwa pasangan Prabowo-Gibran merupakan cermin Jokowi tiga periode yang selama ini ditolak oleh PDI Perjuangan bersama seluruh kelompok pro-demokrasi, para budayawan, cendekiawan, dan juga kekuatan yang berjuang menjaga konstitusi," kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (25/1/2024).
Menurutnya Jokowi sudah menciptakan sentimen sangat negatif terkait ucapan presiden boleh kampanye.
Sentimen negatif itu muncul tak hanya di masyarakat namun juga insan politik.
Ia menganggap ucapan Jokowi selain melanggar etika politik juga melanggar pranatan kehidupan bernegara yang baik.
“Bayangkan saja, Pak Jokowi ini sudah menjabat presiden dua periode, dan konstitusi melarang perpanjangan jabatan. Dengan ketegasan Pak Jokowi untuk ikut kampanye, artinya menjadi manifestasi tidak langsung dari ambisi kekuasaan tiga periode," ujar Hasto.
Baca juga: Ketua KPU RI Sebut Jokowi Boleh Kampanye, Syaratnya Harus Izin Cuti Dulu ke Presiden
Dirinya lantas menyinggung soal rekayasa hukum yang dilakukan di Mahkamah Konstitusi (MK) untuk meloloskan Gibran maju dalam Pilpres 2024.
Karena rekayasa hukum itu, rakyat jadi paham ambisi Jokowi untuk menjadi presiden tiga periode melalui cara lain.
Hal itu kata Hasto juga bisa dilihat dari RI 1 yang membuntuti kampanye capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
"Khususnya di Jateng, Jatim, Lampung, dan NTT. Sebab Ganjar Pranowo itu presiden rakyat, dekat dengan wong cilik, memiliki program rakyat miskin yang diterima luas, dan menampilkan model kepemimpinan yang menyatu dengan rakyat, ditambah ketegasan Prof Mahfud MD," tutur Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini.
Baca juga: Bawaslu Masih Cari Data-Informasi Soal Guru Agama SD di Karanganyar Nyaleg dan Masuk Timses Golkar
Hasto lantas mengkritik tajam pernyataan Jokowi yang bilang presiden boleh berpihak yang disampaikan di depan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto beserta jajaran TNI.
Pengaruh dari ucapan Jokowi itu adalah bisa mengubah psikologis TNI, yang secara tidak langsung bakal patuh pada ambisi panglima tertinggi, yakni presiden.
Padahal, TNI adalah kekuatan pertahanan yang seharusnya netral dalam pemilu.
"Namun hal tersebut justru mengungkapkan motif sepertinya ingin melibatkan TNI, setidaknya secara psikologis," ujar Hasto.
"Jadi akhirnya terjawab mengapa banyak intimidasi. Ganjar-Mahfud dikepung dari seluruh lini, meski kami meyakinkan kekuatan rakyat tidak bisa dibendung dan akan menjadi perlawanan terhadap kesewenang-wenangan yang terjadi," ucap dia.
(*)
Gibran Menyambut Bergabungnya PKS di Koalisi Pemerintah, Soal PDIP Tunggu Keputusan Prabowo |
![]() |
---|
Gagal Dilantik, Caleg dari PDIP Datangi Kantor KPU Lagi dan Minta Tunda Pelantikan DPRD Karanganyar |
![]() |
---|
Anggota DPRD Boyolali Periode 2024-2029 Dilantik, Susetya Kusuma Jadi Ketua Sementara |
![]() |
---|
Jalan Tarso dan Teguh di Pilkada Wonogiri Jateng Makin Terbuka, Golkar Beri Rekomendasi |
![]() |
---|
Blak-blakan Teguh Prakosa Bicara Soal Koalisi di Solo Jateng: Sebut Masih Cair, Bisa Berubah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.