Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo

BEM UNS Tantang Gibran, Sebut Bakal Gelar Aksi Dalam Waktu Dekat: Apakah Berani Temui?

BEM UNS akan melakukan aksi tandingan. Dalam aksi tersebut, mereka menantang Gibran untuk menemui mereka dalam aksinya tersebut.

Tribunsolo.com/Ahmad Syarifudin
Presiden BEM UNS Agung Lucky Pradita 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - BEM UNS akan menggelar aksi tandingan. 

Aksi ini diwacanakan melihat aksi yang dilakukan mahasiswa di di Balai Kota Solo beberapa waktu lalu. 

Presiden BEM UNS Agung Lucky Pradita menilai aksi yang digelar Aliansi Mahasiswa Solo Raya Untuk Kepemimpinan Bermartabat (AMSR-UKB) tidak benar. 

Bahkan, aksi tersebut dinilai mencoreng nama mahasiswa. 

Aksi ini terkesan janggal dengan menampilkan poster yang mirip dengan visi misi paslon 02 Prabowo Gibran.

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka pun menemui massa aksi tersebut, dimana menurut Agung hal ini menjadi pertama kali Gibran menemui aksi dari aktivis.

Agung pun menjelaskan pihaknya akan mengadakan aksi tandingan dalam waktu dekat.

Dengan adanya aksi yang digerakkan aktivis yang tergabung dalam organisasi kampus ini, ia ingin melihat apakah akan ditemui juga atau tidak.

“Pertama dalam sejarah ada aksi ditemui Gibran. Ke depan ketika ada aksi yang benar-benar murni dari mahasiswa apakah berani Gibran untuk menemui. Kita akan lihat,” jelasnya saat ditemui di depan Gedung Rektorat UNS.

Baca juga: Aktivis HMI Nilai Aksi Demo Tuntut Gibran di Balai Kota Solo Tak Wajar, Mirip Visi Misi Paslon 02

Saat ini pihaknya sedang mengkonsolidasikan seluruh elemen mahasiswa agar tetap kritis dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi negara ini.

“Nanti lihat saja. Kemungkinan besar secepatnya akan ada,” terangnya.

Menurutnya, gerakan yang mengatasnamakan mahasiswa ini mencoreng nama mahasiswa yang harusnya dapat lebih kritis memahami persoalan bangsa.

“Tentu itu mencoreng dan mendegradasi mahasiswa. Yang perlu dipertanyakan aksi di Balai Kota kemarin sore,” jelasnya.

Ia sendiri saat ini sedang menginisiasi gerakan untuk mengkritisi pemerintah.

Salah satunya dengan pembacaan Maklumat Super Semar "Demokrasi Terkhianati, Pancasila Tercela" di depan Gedung Rektorat pada Rabu (7/2/2024).

“Ini murni keresahan pribadi. Tidak ada yang dibayar sama sekali. Kami tidak condong salah satu paslon. Kami mengkritisi keadaan demokrasi. Bagaimana lembaga pemerintah menjaga netralitas,” terangnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved