Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pemilu 2024

Sekjen PDIP Hasto Tanggapi Soal Ganjar-Mahfud Kalah di Kandang Banteng: Itu Anomalinya

Kondisi pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang justru kalah di kandang banteng, menjadi sorotan.

Tangkapan Layar YouTube KompasTV
Pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Sentra Penegakkan Hukum Terpadu (Gakkumdu) yang diadakan oleh Bawaslu RI, Senin (27/11/2023). 

TRIBUNSOLO.COM - Kondisi pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang justru kalah di kandang banteng, menjadi sorotan.

Diketahui kadang banteng yang dimaksudkan adalah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Bali.

Baca juga: Cerita Komeng Bingung Banyak Dipilih, Akui Tak Banyak Gelar Kampanye tapi Pilih Pakai Foto Nyeleneh

Terkait hal tersebut Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengungkapkan anomali dalam hasil quick count atau penghitungan sementara raihan suara pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Justru itulah yang salah satu anomalinya (Ganjar kalah di basis PDIP), karena pergerakan dari struktur itu sangat masif," kata Hasto dalam jumpa pers di Gedung High End, Jakarta, Kamis (15/2/2024) dilansir dari TribunNews.

Hasto kemudian menyinggung soal kepala daerah PDIP diintimidasi dengan ancaman tersangkut kasus hukum.

"Meskipun kami melihat kalau elemen-elemen kekuatan penggerak dari PDIP seperti kepala-kepala daerah dari kami banyak sekali yang dilakukan intimidasi yang dilakukan dengan menggunakan proses-proses hukum," ujarnya.

Diketahui berdasarkan perhitungan yang dihimpun KPU, untuk sementara pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming unggul dalam raihan suara Pilpres 2024 di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali, per Jumat (16/2/2024) pukul 08.00 WIB.

Baca juga: Real Count KPU Pilpres 2024 Pukul 07.00 WIB: Prabowo 29 Juta Suara, Anies 12 Juta, Ganjar 9 Juta

Jokowi Effect

Dilansir dari TribunNews, Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin awalnya mengatakan bahwa sebenarnya hasil semacam ini juga di luar dugaan dari PDIP sendiri di mana Ganjar-Mahfud kalah dari Prabowo-Gibran di Jateng dan Bali.

Padahal, sambungnya, kampanye terakhir Ganjar-Mahfud digelar di Solo, Jawa Tengah yang kerap diibaratkan juga sebagai lumbung suara PDIP.

Ujang mengatakan kampanye terakhir yang digelar tersebut ternyata hanya bisa berefek kepada suara PDIP dan tidak berdampak pada raihan suara Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah.

"Ya ini di luar dugaan PDIP ya. PDIP merasa percaya diri dan kampanye terakhir di Jawa Tengah, besar-besaran untuk menjaga suara partai sekaligus yang sama untuk memenangkan Ganjar-Mahfud."

"Tapi fakta dan kenyataannya, mereka bisa mengawal suara partai, tetapi tidak bisa memenangkan Ganjar-Mahfud," katanya kepada Tribunnews.com, Kamis (15/2/2024).

Ujang menilai tergerusnya suara Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah akibat 'Jokowi Effect' di mana Presiden Jokowi terus menyasar Jawa Tengah dan Bali lewat gelontoran bantuan sosial (bansos) yang kerap disalurkannya menjelang pencoblosan.

"Mungkin ada faktor lain yaitu efek Jokowi, ya yang melakukan operasi di Jawa Tengah untuk memenangkan Prabowo-Gibran dan hasilnya Prabowo-Gibran menang."

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved