Klaten Bersinar
Selamat Datang diĀ KlatenĀ Bersinar

Perbedaan Hipertensi Primer dan Hipertensi Sekunder, Ini Penjelasan Dokter RS JIH Solo

Hipertensi adalah kondisi ketika terjadi peningkatan tekanan darah di atas normal atau lebih dari batas 140/90 mmHg

Penulis: Reza Dwi Wijayanti | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Dok. RS JIH Solo
Dokter spesial penyakit dalam RS JIH Solo, dr. Ahmad Akbar, Sp. P 

Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Reza Dwi Wijayanti

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Hipertensi atau lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika terjadi peningkatan tekanan darah di atas normal atau lebih dari batas 140/90 mmHg.

"Klasifikasinya itu banyak dan macam-macam, misal dari WHO. Tapi yang kita pegang jika pasien atasnya lebih dari 140 atau bawahnya lebih dari 90 udah masuk hipertensi," kata dokter spesial penyakit dalam RS JIH Solo, dr. Ahmad Akbar, Sp. PD kepada Tribunsolo.com, Rabu (21/2/2024).

Apakah batas normal tekanan darah anak muda dan orangtua sama?

"Iya sama, aku usia segini terus tensiku normal berapa? itu nggak ada," ungkapnya.

Namun bagi yang berusia di atas 60 tahun ada target penurunan tensinya sendiri yang lebih tinggi dibandingkan usia di bawahnya.

"Dibandingkan dengan usia muda, idealnya di bawah 120 dan 80. Namun bagi yang sudah memiliki hipertensi target yang harus dicapai target pengobatan tensi di bawah 140 dan 90."

Baca juga: Susah Buang Air Kecil Tanda Penyakit Apa? Ini Penjelasan Dokter RS JIH Solo

Tekanan darah sendiri terjadi karena beberapa faktor seperti pola hidup yang buruk, kebiasaan merokok sehingga dapat menyebabkan tekanan pada pembuluh darah.

Untuk penyebab secara langsung, kata dokter Akbar, belum diketahui secara pasti.

Lebih lanjut, ia menjelaskan jika hipertensi itu dibagi menjadi dua penyebabnya yakni hipertensi primer dan sekunder.

Hipertensi primer seringkali terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diidentifikasi.

"Tiba-tiba hipertensi. Mungkin terjadi karena faktor pola hidup," ucap dokter Akbar.

Bisa dikatakan, hipertensi primer berkembang atau terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun.

Dan ketika tidak dilakukan penanganan atau dibiarkan begitu saja akan membuat kondisi semakin parah.

Baca juga: RS JIH Solo Buka Layanan Laboratorium Patologi Anatomi, Layani Deteksi Kelainan Jaringan

Sedangkan hipertensi sekunder terjadi karena adanya penyakit.

"Itu ada penyakit, biasanya ginjal, autoimun. Nah itu yang menyebabkan seseorang mengalami hipertensi," paparnya.

Pada hipertensi sekunder sebaiknya diatasi underlying disease atau penyakit yang menyebabkan tensinya naik supaya dapat mencapai target tensi yang di harapkan.

Dokter Akbar pun memberikan saran kepada masyarakat agar tidak melakukan self-diagnosis.

"Jangan lakukan self-diagnosis ketika melakukan tensi dan hasilnya tinggi di rumah."

"Coba kontrol ke dokter terlebih dahulu. Karena mengukur tensi itu harus tenang tidak dalam kondisi nyeri, habis olahraga, tidak sedang minum obat flu. Karena bisa pengaruh.

Maka dianjurkan untuk tensi satu jam sebelum tidur, atau dua jam setelah bangun saat kondisi tenang," papar dokter Akbar.

Namun ketika dalam dua kali pengukuran tensi tetap di atas normal sebaiknya langsung ke dokter.

(*/adv)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved