Berita Sukoharjo
Mengintip Proses Produksi Karak di Desa Gadingan Sukoharjo, Omzet Capai Rp 1,5 Juta Per Hari
Produksi karak dan rambak di Desa Gadingan merupakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang diwariskan turun-temurun.
Penulis: Anang Maruf Bagus Yuniar | Editor: Reza Dwi Wijayanti
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Nama Desa Gadingan yang terletak di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo terkenal dengan Desa Industri pembuatan karak alias kerupuk nasi.
Selain karak, ada pula berbagai macam rambak dan kerupuk.
Produksi karak dan rambak di Desa Gadingan merupakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang diwariskan turun-temurun.
Baca juga: Masjid Agung Baiturrahmah Sukoharjo Sediakan 500 Takjil, Hari Pertama Puasa Dipadati Ratusan Jemaah
Penelusuran Tribunsolo.com, saat memasuki wilayah Gadingan, pengunjung akan disambut lembaran-lembaran karak yang dijemur di halaman rumah maupun pinggiran jalan desa tersebut.
Salah satuny adalah Tukarwan (47), pemilik Karak Balap BR mengatakan usaha pembuatan karak miliknya sudah 7 tahun berjalan.

Namun, jika di hitung dari awal mula pembuatan karak sejak ibunya pembuatan karak sudah 20 tahunan lebih.
"Kalau saya sendiri sudah 7 tahunan, tetapi kalau pembuatan karak sendiri sudah turun temurun sejak ibu dan nenek," ucap Tukarwan, Rabu (13/3/2024).
Selain itu, Tukarwan menjelaskan bahwa warga Desa Gading ini memproduksi berbagai macam karak.
"Iya ada karak, ada romeo, rambak dan kerupuk," terangnya.
Lebih lanjut, proses pembuatan karak sendiri Tukarwan membutuhkan waktu 3 jam untuk menggoreng karak sebanyak 1 kwintal.
"Kalau proses penggorengan kurang lebih 3 jam persatu kwintal. Tetapi jika proses pembuatan dari awal mungkin bisa membutuhkan satu hari proses pembuatan karak," paparnya.
Tukarwan menjelaskan proses pembuatan karak.
Yang utama beras itu harus di cuci, lalu di kukus setelah itu di dang di sebuah tungku, dilanjutkan dijemur kemudian di goreng.
Penggorengan karak sendiri, Tukarwan harus membutuhkan 40 kilogram liter minyak dan 24 kilogram Gas Elpiji.
"Satu kwintal beras akan menjadi 25 ribu biji karak," paparnya.
Baca juga: Pemkab Sukoharjo Bakal Tanggung Biaya Pengobatan 51 Korban Keracunan Massal di Gentan Bendosari
Untuk pemasaran, Tukarwan juga mengaku banyak sekali pelanggan atau pun pedagang yang siap mengambil di rumahnya, tetapi juga ada yang harus diantar ke pasar.
"Kalau pedagang biasanya mengambil karak rata-rata 5 ribu karak dengan total kurang lebih Rp 750 ribu setiap 5 ribu karak," imbuh Tukarwan.
Dengan demikian, Tukarwan dengan dibantu 3 karyawan bisa membawa uang bersih setiap harinya Rp 1,5 Juta.
(*)
Kemarau Masih Jadi Penyebab Terbanyak Kebakaran di Sukoharjo Sepanjang Tahun 2024 |
![]() |
---|
Lagi Asyik Nonton Konser Tipe-X di Alun-alun Sukoharjo Jateng, 52 HP Penonton Dilaporkan Hilang |
![]() |
---|
Peringati Hari Sumpah Pemuda : Ratusan Pemuda di Desa Pranan Sukoharjo Jateng Bersih-bersih Sungai |
![]() |
---|
Akun Fufufafa Masih Dibicarakan Meski Gibran jadi Wapres Prabowo, Ini Kata Ketua DPD Gerindra Jateng |
![]() |
---|
Cerita Menteri Budi Santoso Semasa Sekolah di SMAN 1 Sukoharjo, Pernah Dihukum Guru Bahasa Inggris |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.