Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Pendeta Gilbert Lumoindong Minta Maaf Usai Singgung soal Sholat dan Zakat, Begini Reaksi MUI

Berikut ini reaksi MUI terkait kontroversi Pendeta Gilbert Lumoindong yang viral karena meledek umat muslim soal zakat dan sholat.

Wartakotalive.Com
Pendeta Gilbert Lumoindong bikin gaduh lewat leluconnya saat khotbah soal zakat dan salat, hal ini menyinggung agama Islam. Namun, dia gerak cepat menemui Jusuf Kallal untuk minta maaf. 

TRIBUNSOLO.COM - MUI turut buka suara terkait pernyataan viral dari Pendeta Gilbert Lumoindong, yang menyinggung soal zakat dan shalat.

Dilaporkan bahwa dalam ceramahnya di hadapan umat Kristen, Gilbert Lumoindong diduga menyampaikan pernyataaan yang membuat Umat Muslim tersinggung.

Pernyataannya tersebut lantas menuai kecaman dari publik.

Baca juga: Viral Turis Korea Kritik Jalanan di Indonesia Gegara Knalpot Brong Motor, Warganet Justru Setuju

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis-pun merespons ceramah dari Pendeta Gilbert Lumoindong.

Cholil Nafis pun mempertanyakan maksud dari pernyataan pendeta tersebut.

"Mau bercanda atau serius ini? Kalau bercanda tak lucu tapi kalau serius pasti keliru," kata Cholil Nafis  kepada Tribunnews, Senin (15/4/2024).

Menurut Cholil, jika memang Gilbert menyatakan dalam ceramahnya adalah serius, maka apa yang disampaikan orang tersebut adalah keliru.

Baca juga: Siapa Galih Loss? TikToker Viral Buat Konten Prank Teriak Begal ke Driver Ojol, Bikin Warganet Murka

Sebab, dalam ceramahnya, Gilbert menyinggung soal pembayaran zakat umat muslim yang sebesar 2,5 persen.

Kata Cholil, hal itu sudah pasti keliru, karena dalam ajaran agama Islam pembayaran zakat bermacam bentuknya.

"Zakat itu ada yang 2,5 persen ada yang 5 persen bahkan ada 10 persen tergantung jenis zakatnya," ujar Cholil.

Atas hal tersebut, Cholil menggaris bawahi kalau pernyataan yang disampaikan oleh Gilbert itu tidak layak.

Pasalnya, yang bersangkutan menyampaikan sebuah ceramah namun dengan membandingkan ajaran agama lain.

Sebagai pemuka agama menurut Cholil, harus mampu menjaga kerukunan di antara masing-masing penganut agama.

"Intinya membandingkan ajaran agama sambil merendahkan (agama lain) itu tak layak diucapkan. Ini bisa bikin gara-gara memecah kerukunan umat," ucap Cholil.

Cholil Nafis meminta kepada seluruh pihak termasuk pemuka agama untuk bisa menghormati agama lainnya.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved