Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Order Fiktif Sahur Masjid Sheikh Zayed

Kasus Prank Order Fiktif Takjil Rp960 Juta Berlanjut, Panitia Masjid Sheikh Zayed Bakal Dipanggil

Pemanggilan pihak masjid baik panitia Ramadhan maupun pengurus masjid tak lain bertujuan untuk memperdalam duduk perkara kasus tersebut.

TribunSolo.com / Istimewa
Sejumlah kotak makan pesanan catering yang telah sampai di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Itu merupakan hasil pesanan fiktif dari orang yang konon ingin bersedekah makan sahur. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kasus prank order fiktif takjil di Masjid Raya Sheikh Zayed dengan total kerugian Rp 960 juta dipastikan tetap berlanjut.

Pihak kepolisian juga berencana akan memanggil panitia Ramadhan Masjid Raya Sheikh Zayed untuk dimintai keterangan.

Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi melalui Kasatreskrim Polresta Solo Kompol Ismanto Yuwono menerangkan bahwa pelaku berinisial Eko, warga Sukoharjo telah dipertemukan dengan pihak korban yakni Kusnadi Slamet Widodo pemilik Vio Catering dan juga Supodo pemilik Adilla Catering yang tak lain merupakan mertua pelaku.

"Memang benar, kemarin sudah kita pertemukan antara pihak korban dan pelaku. Akan tetapi pertemuan tersebut bukanlah mediasi, akan tetapi lebih pada penambahan pemeriksaan untuk melengkapi BAP," ungkap Ismanto, Senin (22/4/2024).

Meski telah bertemu, Ismanto mengatakan korban tetap ingin melanjutkan kasus prank takjil tersebut melalui jalur hukum.

"Kalau dalam pertemuan tersebut kemudian pelaku meminta maaf kepada korban itu beda cerita. Kemudian dari pihak korban juga sudah menyatakan agar kasus ini tetap didalami oleh pihak kepolisian," sambungnya.

Baca juga: Terbongkar Motif Prank Order Fiktif Takjil Rp960 Juta Buat Masjid Sheikh Zayed : Malu Gagal Deal

Di sisi lain, Ismanto menambahkan bahwa pemanggilan pihak masjid baik panitia Ramadhan maupun pengurus masjid tak lain bertujuan untuk memperdalam duduk perkara kasus tersebut.

"Keterangan dari pihak masjid ini penting ya. Untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Apakah benar mereka menerima makanan tersebut, kemudian apakah makanan tersebut benar diberi secara cuma-cuma atau tidak. kalau tenyata ada uang yang dibayarkan (dari pihak Masjid), berati benar ada penipuan pada kasus ini," terang Ismanto.

Sejauh ini, Ismanto mengatakan babwa tersangka masih bersikukuh dengan keteranganya yakni nekat menipu lantaran untuk menutup malu karena dirinya terlanjur sesumbar memesan makanan kepada korban, dan berjanji memberikan keuntungan.

"Dengan dalih bahwa teman kuliah dari tersangka ada yang menjadi salah satu pengurus masjid," kata dia.

Baca juga: Ini Dalih Pelaku Order Fiktif Buat Masjid Sheik Zayed Tiap Kali Ditagih, Berujung Kabur ke Ngawi

"Oleh kerena itu, kedua korban pada percaya, dan merapungkan pesanan makanan dan takjil tersebut.

Untuk kulakan bahan baku sendiri, korban sampai berutang. Mengingat jumlah porsi yang cukup banyak," tutur Ismanto.

Ismanto mengatakan, kasus ini cukup unik.

Meski para korban mengaku merugi hampir Rp 1 miliar, namun tidak ada keuntungan materiil yang didapatkan pelaku.

"Sementara seperti, ini sedikit unik ya (karena pelaku tidak mendapatkan keuntungan materiil)," pungkasnya.

Sebagai informasi, korban setidaknya setiap hari mengirim 400 paket nasi senilai Rp 25.000, dan 400 paket takjil senilai Rp 15.000 ribu ke Masjid Zayed selama 28 hari. Total kerugian dari korban sendiri menyentuh angka Rp. 960 juta.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved