Ibadah Haji 2024
Potret Pembuatan Gelang Haji, Dicetak Dadakan Jelang Jemaah Calon Haji Tiba di Asrama Haji Donohudan
Sejak berada di Asrama Haji Donohudan (AHD) hingga kembali ke tanah air lagi, gelang ini harus selalu dipakai.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Salah satu benda wajib yang harus dipakai Jemaah Calon Haji (JCH) adalah gelang.
Sejak berada di Asrama Haji Donohudan (AHD) hingga kembali ke tanah air lagi, gelang ini harus selalu dipakai.
Bahkan, sedetikpun JCH tak disarankan untuk melepaskan gelang ini.
Gelang ini pun sangat penting.
Mengingat gelang ini memuat informasi lengkap mengenai JCH.
Gelang itu terbuat dari monel atau logam anti karat dan luntur.
Lempengan logam berukuran 2 X 23 sentimeter yang dilingkarkan membentuk gelang.
Baca juga: Cara JCH Embarkasi Solo Agar Mudah Temukan Koper Haji, Pasang Pita hingga Boneka
Informasi yang termuat di gelang ini antara lain bertuliskan nama Indonesia dalam huruf arab, lalu pada kolom berikutnya ada warna merah putih.
Dalam gelang tersebut juga ada informasi asal Embarkasi, nomor Paspor, nama lengkap hingga nama maktab.
Saking pentingnya gelang ini, JCH pun diminta bahkan dilarang melepas gelang ini selama di tanah suci.
Tujuannya agar jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan, seperti JCH terpisah bisa dikenali petugas dan bisa diantarkan kerombongannya.
Dengan melihat gelang itu, petugas haji bisa dengan mudah mengenalinya lalu mengantarkan ke pemondokan jemaah tersebut.
Gelang ini pun dibuat dadakan. Beberapa jam sebelum JCH tiba di AHD.
Proses pencetakan tulisan huruf dan angka timbul pada gelang inipun cukup mudah.
Nur Rokhim Perajin asal Jepara yang sudah berpengalaman puluhan tahun dalam pebuatan gelang.
Baca juga: Alami Demensia, 3 JCH Asal Temanggung dan Magelang Dipulangkan, Jika Membaik Bisa Menyusul
Dalam sehari, dia bisa mencetak hingga 1.000-1.500 buah gelang.
Bersama 6 orang rekannya hanya butuh waktu sekitar 1 jam untuk mencetak 360 buah gelang untuk satu kloter penerbangan.
“Sekali cetak itu 25 buah gelang. Tiap hari membuat gelang untuk 2-4 kloter penerbangan,” jelasnya.
Meski dicetak, namun hasil dari tulisan itu seperti diukir.
Mula-mula strip monel yang telah di potong sesuai ukuran ditata diatas alat khusus yang terbuat dari kayu yang telah tersambung kabel ke sebuah adaptor bersar.
Kemudian, nama Identitas JCH yang telah diprint di kertas stansil kemudian diletakkan diatas strip itu.
Skrap seperti rakel sablon yang telah tersambung dengan aliran listrik tegangan rendah kemudian dicelupkan ke air raksa.
Alat tersebut kemudian dikuaskan ke kertas secara perlahan dan hati-hati.
“Kalau sudah tercetak nama dan indetitas lainnya, kemudian kami cuci dengan air sabun. Supaya tidak menimbulkan gatal yang memagangnya,” jelasnya.
Strip itu lalu dibulatkan untuk membentuk gelang dengan pipa besi.
Proses selanjutnya, gelang itu kemudian dipaking satu-satu.
Tak lupa, perajin juga memasukan label nama lalu mengurutkannya sesuai nomor urut.
“setiap hari mencetak gelang haji bagi jemaah yang mau diberangkatkan,” pungkas.
(*)
Sujud Syukur Jemaah Haji Asal Wonogiri Jateng saat Pulang, 2 Jemaah Dipulangkan Lebih Cepat |
![]() |
---|
Info Haji 2024: 825 Jemaah Haji Asal Sukoharjo Jateng Telah Pulang, 2 Jemaah Meninggal di Tanah Suci |
![]() |
---|
Sempat Dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi, Satu Jemaah Haji asal Bejen Karanganyar Jateng Meninggal |
![]() |
---|
Info Haji 2024: Tahun Ini Ada 459 Jemaah Haji Indonesia Wafat, Turun dari Tahun Lalu |
![]() |
---|
2 Jemaah Haji asal Karanganyar Jateng Belum Tiba di Indonesia, Masih Perawatan di RS Madinah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.