Diprotes Ribuan Orang, Raffi Ahmad Umumkan Mundur dari Proyek Beach Club di Gunungkidul DIY

TRIBUNSOLO.COM - Raffi Ahmad diketahui tengah berada di tanah suci Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji bersama keluarganya.

Di tengah ibadahnya itu, Raffi memberikan pernyataan penting soal bisnisnya, melalui video yang diunggah di Instagram-nya.

Raffi mengumumkan mundur dari proyek Beach Club yang direncanakan dibangun di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berikut pengumumannya:

Baca juga: Beruntung Banget, 3 Karyawan Raffi Ahmad Diberangkatan Haji Furoda, Suami Nagita Ingat Pesan Ayah

"Assallamuallaikum wr wb, saya Raffi Ahmad.

Saya ingin menyapa seluruh masyarakat Indonesia, terima kasih atas segala ucapan, doa kepada saya, dan keluarga saya

Doain ya semoga haji saya bisa mabrur, 

Pada momen ini saya ingin menyampaikan pernyataan

terkait berita yang sedang ramai dibicarakan terkait proyek di Gunungkidul.

Saya sebagai warga negara Indonesia yang taat hukum saya juga mengerti

terdapat beberapa kekhawatiran masyarakat terkait proyek ini yang belum sejalan dengan peraturan yang berlaku

Baca juga: Viral Anang Hermansyah Nyanyi Disoraki Penonton di GBK Sampai Walk Out

Dengan ini saya menyatakan akan menarik diri dari keterlibatan saya dalam proyek ini.

Bagi saya, apa pun yang saya lakukan dalam bisnis-bisnis saya ini,

wajib sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia

terutama harus dapat memberikan manfaat yang baik untuk seluruh masyarakat Indonesia," ujar Raffi Ahmad.

Baca juga: Rafathar Anak Sulung Raffi Ahmad Berprestasi di Sekolah, Segini Biaya Fantastis Sekolahnya

Sebagai informasi, pembangunan resort dan beach club di Gunungkidul itu telah melakukan peletakan batu pertama pada Sabtu (16/12/2023).

Pembangunan resort dan beach club itu akan dibangun di Pantai Krakal, Desa Kemadang, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul.

Pembangunan yang rencananya dibangun dengan luas 10 hektar tersebut dibangun di atas Kawasan Bentangan Alam Karst (KBAK) Gunungsewu bagian timur.

Pembangunan tersebut mendapat banyak protes dan memunculkan petisi penolakan yang telah ditandatangani lebih dari 30 ribu orang.

Pasalnya, pembangunan beach club ini dikhawatirkan bisa memperparah kekeringan yang terjadi di Gunungkidul.

Sebagai wilayah KBAK Gunungsewu, Desa Kemadang kapanewon Tanjungsari masuk dalam zona perlindungan air tanah.

Kawasan Pantai Krakal mempunyai sungai bawah tanah dan mata air bawah tanah yang juga merupakan cadangan air bagi warga di sekitarnya.

"Meskipun mempunyai sungai bawah tanah, Kapanewon Tanjungsari merupakan wilayah yang rawan kekeringan," tutur Kepala Divisi Kampanye dan Data Informasi WALHI, Elki Setiyo Hadi.

Menurut dia, pembangunan resort yang mulai dibangun pada 2024 dan akan selesai pada tahun 2025 akan semakin memperparah kekeringan di Kapanewon Tanjungsari.

Dia menjelaskan, Pantai Krakal merupakan wilayah bertopografi datar di antara bukit-bukit karst di sekitarnya.

Di kaki bukit karst bagian timur dapat ditemukan sumber air tawar yang merupakan air sungai bawah tanah.

"Bukit-bukit karst dibutuhkan sebagai tempat resapan air yang nantinya akan menjadi cadangan air bagi wilayah-wilayah di sekitarnya. Dengan luasnya pembangunan beach club milik Raffi Ahmad tersebut tidak menutup kemungkinan akan merusak wilayah-wilayah bebatuan karst di sekitarnya," beber Elki.

Menurut Elki, hancurnya bukit karst dapat menimbulkan rusaknya daya tampung dan daya dukung air.

Ditambah, pada peta KBAK Gunung Sewu bagian Timur, wilayah Kapanewon Tanjungsari mempunyai zona-zona rawan bencana banjir dan zona rawan bencana amblesan tinggi.

Baca juga: Arsya Hermansyah Jadi Pendamping Nathan Tjoe-A-On saat Timnas Berlaga,Begini Cara Jadi Player Escort

(*)