Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berkat MakanKu dari Wong Solo Group, Pasokan Makanan Para Jemaah saat Puncak Haji Aman

Penggunaan makanan siap saji itu tak lepas dari keberanian Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk menggunakan makanan siap saji itu selama Haji.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Tribun Solo / Tri Widodo
Owner PT Halalan Thayyiban Indonesia (PT HATI) Puspo Wardoyo menunjukkan penghargaan dari Mashariq, Selasa (9/7/2024) 

Padahal, dalam hal makanan, saat ini sebagian besar makanan haji disuplai oleh catering-catering tradisional yang belum standard pabrikasi.

Dalam produksi makanan, kedepannya Kerajaan Saudi juga bakal mengikuti standar Good Manufacturing Proses (GMP) dan mengimplementasikan Hazard Analisis Control Point) HACCP.

Hal itu untuk menjamin makanan yang disajikan higenis, sehat dan awet karena menggunakan teknologi tinggi.

"Ini yang ke depannya harus menjadi konsen dari semua pelaku bisnis makanan haji," terang Puspo.

Bisa kita bayangkan kalau catering yang masih tradisional, yaitu bagaimana makanan yang jumlahnya puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan jutaan porsi tersebut harus setiap hari disiapkan.

Di masak hari ini, dikemas hari ini, kemudian di delivery hari ini serta dikonsumsi hari ini juga.

Saat ini kurang lebih ada sepuluh juta makanan setiap hari diproduksi, dan hal tersebut tiga kali produksi dan tiga kali makan.

Tiga kali makan inilah yang membuat seperti layaknya hell kitchen, Jadi tekanan kerjanya sangat tinggi.

Ketika memproduksi makanan dengan pressure yang sangat tinggi dan dalam waktu serta kecepatan yang tinggi pula sehingga membuat banyak kekurangan.

Ini yang menjadikan pemerintah saudi kedepan mungkin tidak bisa lagi seperti ini.

Jauhnya jarak lokasi dari Maktab, membuat Jamaah haji khususnya untuk jamaah Indonesia ini kadang-kadang berangkat zuhur pulangnya habis isya.

Ini menjadi salah satu problem menggunakan fresh catering, pasalnya makanan hanya layak dikonsumsi kurang lebih 3 sampai 4 jam di suhu ruangan, dan salah satu kendala utama di dalam fresh catering ini adalah masalah transportasi.

Ketika semakin banyak jamaah haji dengan infrastruktur jalan terutama yang tidak bertambah secara signifikan, maka transportasi menjadi kendala utama di dalam proses pendistribusian makanan.

Ini yang mengakibatkan juga fresh catering ini bukan menjadi solusi, bahkan menjadi kendala.

Baca juga: Ribuan Jemaah Haji asal Semarang Jateng Akan Dibawa Langsung ke Asrama Haji Antara Manyaran

Sehingga ketika sudah dimasak tapi tidak bisa didistribusikan, ini salah satu kendala sampai haji tahun ini.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved