Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali

3 Fakta Ipar Adalah Maut dari Boyolali Jateng, Kakak Ipar Ancam Tak Sekolahkan Korban

Kisah Ipar adalah maut terjadi di Boyolali. Berikut 3 fakta soal ipar adalah maut ini. Korban sampai hamil 4 bulan,baru kasus ini terbongkar.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
(Kompas.com/ Ericssen)
Ilustrasi pencabulan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Ipar adalah maut di Boyolali Jateng ini membuat miris. 

Kasus persetubuhan ini antara kakak ipar dan adik istrinya hingga hamil. 

Kakak ipar tersebut mengancam korban jika tidak memenuhi nafsunya. 

Berikut 3 Fakta Ipar Adalah Maut di Boyolali

1. Korban Hamil Tua

 Di Kecamatan Cepogo, Boyolali pun sudah ada peristiwa yang sama seperti film Ipar Adalah Maut.

Bahkan si adik ipar, sebut saja "Bunga" kini telah hamil tua anak dari "Aris", suami dari kakaknya sendiri.

Informasi yang diterima TribunSolo.com, Bunga sebenarnya merupakan warga Solo.

Bunga kemudian tinggal dan disekolahkan kakaknya di Cepogo, Boyolali.

Perbuatan bejat "Aris" terhadap Bunga yang dilakukan sejak 2021 itu awalnya tak ketahuan.

Baca juga: 3 Fakta Pencabulan Bocah 14 Tahun di Gunung Kemukus Sragen Jateng, Pelaku Sewa Kamar Rp50 Ribu

2. Ancam Tak Mau Sekolahkan Korban

Aris pun mengancam tak akan menyekolahkan lagi jika Bunga tak mau menuruti hasratnya.

Di bawah tekanan Aris, Bunga juga tak berani menceritakannya ke orang lain.

Namun, pada akhir Februari, Bunga mengeluhkan kondisi perutnya yang sakit.

Nah, setelah diperiksakan ke dokter, Bunga ternyata sudah hamil 4 bulan.

Rahasia "Aris" yang menyetubuhi Bunga setiap "Nisa" pergi dari rumah pun terbongkar semua.

3. Dinas Lakukan Pendampingan

Agar tak terjadi hal yang tak diinginkan, Bunga yang berusia 16 tahun itu telah telah mendapat pendampingan dari Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3).

Program LK3 ini digagas Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin, Dinas Sosial (Dinsos) BOyolali, Srini Sumardiyanti.

Tujuannya untuk penanganan masalah psikososial di masyarakat Boyolali.

Selain mendampingi Bunga, sejak Januari lalu, Srini telah memberikan pendampingan terhadap 26 perempuan dan anak yang lagi terkena masalah.

26 "pasiennya" macam-macam masalahnya.

Baca juga: Tempat Wisata di Boyolali Jateng : Pemandian Umbul Dudo Pengging yang Punya Kisah Legenda Tragis

Ada yang jadi korban pelecehan, persetubuhan, penganiayaan, anak melihat langsung kekerasan, anak terlibat Napza, hingga terlibat masalah kriminal.

Padahal, masalah psikososial ini menjadi bagian penting dalam kesejahteraan sosial.

"Keseimbangan kesejahteraan dengan mental sangat penting. Karena itu menjadi pangkal harmoni lingkungan, ekonomi, sosial," ujarnya.

Sebagai contoh, orang bagaimana bisa kerja dengan baik jika jiwanya tak tenang.

Atau bagaimana siswa bisa belajar dengan baik, jika punya masalah besar yang terpendam.

LK3 ini menjadi pelayanan sosial terpadu.

Selain melakukan upaya upaya promotif, preventif, kuratif, pihaknya juga melakukan rehabilitasi terhadap masalah psikososial di Boyolali.

"Jadi kami tidak hanya mendampingi korban saja. Melainkan juga menjadi jembatan penghubung dengan stakeholder terkait," pungkasnya. (*)

 
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved