Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Karanganyar

Mengapa Colomadu Terpisah dari Karanganyar Jateng? Padahal Lokasinya Dekat Kota Solo, Ini Sejarahnya

Colomadu sendiri diambil dari dua kata, Colo bermakna gunung, dan Madu bermakna manis atau gula

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Google Maps De Tjolomadoe
De Tjolomadoe Colomadu, Karanganyar 

Selain itu, wilayah Colomadu juga berhubungan erat dengan Kecamatan Tasikmadu di Karanganyar.

Susanto menjelaskan Colomadu bermakna gunung madu, sementara Tasikmadu bernama pantai madu.

Gunung dan pantai, konon merupakan perwujudan simbol dari kekuasaan yang umumnya dimiliki oleh kerajaan atau keraton di nusantara.

Melalui dua simbol tersebut, Susanto menyebut bahwa Mangkunegara berusaha memperoleh simbol eksistensi kekuasaan mereka dengan mendirikan perusahaan modern yaitu pabrik gula.

Baca juga: 4 Rekomendasi Penjual Ronde Asle di Kawasan Colomadu Karanganyar Jateng, Harganya Terjangkau

Colomadu sendiri diambil dari dua kata, Colo bermakna gunung, dan Madu bermakna manis atau gula, sehingga pabrik colomadu dimaksudkan sebagai tempat penghasil gula (gunung gula). 

Sementara nama Malangjiwan, hari ini masih tersisa sebagai nama sebuah desa di Kecamatan Colomadu.

Pabrik Gula Colomadu berdiri atas inisiasi KGPAA Mangkunegara IV pada tahun 1861, dan sempat mengalami beberapa perluasan.

Pabrik tersebut menjadi tolak ukur modernisasi bagi Kadipaten Mangkunegaran, bahwa mereka mampu mengolah hasil bumi rakyat yang mayoritas petani tebu.

Selain itu Mangkunegara IV ingin membuktikan bahwa penguasa bisa menjadi pengusaha yang dimana kala itu perusahaan banyak dimonopoli oleh Belanda dan Cina.

Pabrik gula tersebut menjadi penguat dan pemasukan utama bagi kas Kadipaten Mangkunegaran.

Namun saat Jepang masuk ke Indonesia, usaha pabrik gula terhenti, karena mereka fokus pada usaha penanaman padi dibanding tebu.

Sejarah berlajut, pabrik gula tersebut kembali beroperasi dan dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara.

Lambat laun, kejayaan pabrik gula tersebut kian meredup.

Pabrik gula Colomadu akhirnya berhenti beroperasi pada tahun 1998.

Saat ini pabrik bersejarah tersebut masih dikelola pemerintah di bawah naungan BUMN.

Akan tetapi telah beralih fungsi sebagai pusat wisata dengan berbagai fasilitas yang dapat diakses pengunjung.

Seperti kafe, ataupun bekas pabrik yang direstorasi sebagai museum yang dapat dinikmati oleh khalayak umum.

(*)

 
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved