Jamaah Islamiyah Bubar
Sejarah Ponpes Terafiliasi JI di Boyolali, Dulunya Pesantren Kecil yang Gersang dan Bertanah Merah
Awalnya pondok pesantren Darusy Syahadah hanyalah pesantren kecil dengan murid terbatas, di lokasi berbukit dan tanah merah yang tandus.
Penulis: Tribun Network | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Tiga isu disampaikan oleh tim Densus 88 Antiteror yang diwakili AKBP Goentoro Wisnu, mengenai efek intoleransi, terorisme, dan radikalisme.
Pertemuan terbuka ini menandai babak penting perubahan-perubahan di pesantren afiliasi JI, yang hampir setahun kemudian JI mencapai titik akhir : membubarkan diri.
Ustad Qasdi Ridwanulloh, Direktur Pontren Darusy Syahadah secara khusus melalui Tribun menyatakan pesantrennya terbuka untuk perbaikan dan siap berdialog dengan siapa saja.
Ustad Qasdi mengakui Ponpes Darusy Syahadah sejak lama berafiliasi dengan kelompok Jamaah Islamiyah.
Tapi secara prinsip, pesantren ini bertujuan mendidik anak-anak santrinya fokus pada ulumul syarii, perbaikan iman, dan perbaikan ibadah.
Setelah ada keputusan JI bubar 30 Juni 2024, Ustad Qasdi meyakinkan lembaganya terbuka untuk perbaikan supaya pendidikannya bermanfaat untuk kebaikan santri, umat, bangsa dan negara.
“Apabila ada stigma negatif, kami berharap agar mengutamakan klarifikasi, tabayun. Kita siap dialog,” tegas Ustad Qasdi yang alumni LIPIA Jakarta ini.
Kini, bendera besar merah putih terlihat terpasang di pucuk tiang cukup besar di depan kantor Pesantren Darusy Syahadah, Simo, Boyolali, Jawa Tengah.
Remang senja dan angin yang tenang serta hawa dingiin membuat bendera negara itu tak bergerak, seperti membeku di kampung bernama Kedung Lengkong itu.
Di seberang kantor, papan nama besar pesantren terlihat berwarna keemasan, tegak di depan deretan gedung tempat para santri biasa belajar.
Baca juga: 3 Fakta Ponpes Darusy Syahadah di Boyolali : Dulu Terafilisiasi JI, Sekarang Pasang Atribut NKRI
Di belakang bangunan itu berdiri kokoh masjid Darusy Syahadah. Berkubah besar, masjid itu belum seratus persen kelar pembangunannya.
Beranjak ke ruang tamu kantor pesantren, empat bendera terpasang di sebelah pintu masuk. Ada bendera merah putih, bendera lambang Kemenag, bendera yayasan, bendera pesantren.
Foto Presiden Joko Widodo dan Wapres Maruf Amin mengapit lambang garuda di dinding ruangan sebelah kanan pintu masuk.
Ustad Qasdi Ridwanulloh dan sejumlah guru menerima kedatangan Tribun, yang secara khusus ingin melihat dari dekat pesantren afiliasi JI itu.
Pesantren Darusy Syahadah mencuat namanya di tahun 2009, ketika alumni Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki yang mengajar di pesantren ini tewas bersama Noordin Mohd Top.
3 Fakta Ponpes Terafiliasi JI di Boyolali Jateng Akan Gelar Upacara HUT ke-79 RI, Santri Dilatih TNI |
![]() |
---|
Ponpes Darusy Syahadah di Boyolali Jateng Bakal Gelar Upacara HUT ke-79 RI, Efek JI Bubar? |
![]() |
---|
Ratusan Eks Anggota Jamaah Islamiyah Kumpul di Klaten, Bahas Alasan Mengapa JI Membubarkan Diri |
![]() |
---|
Jamaah Islamiyah Bubar, Begini Cara Eks Ketua Mantiqi 'Sadarkan' Anggota hingga Tingkat Bawah |
![]() |
---|
3 Cara Sabarno, Eks Jamaah Islamiyah Tak Terendus dan Kabur dari Kejaran Densus 88 Selama 10 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.